Pengertian, Pembagian dan Contoh Naat Manut

Jika kamu membaca basmalah berarti kamu sudah membaca tarkib naat manut. Dalam pelajaran Nahwu, lafazh Jalalah itu berkedudukan sebagai man’ut dan na’atnya berupa rohmanir rohim. Ya! Ada 2 na’at di kalimat tersebut.

Untuk lebih jelasnya apa itu naat dan manut, akan kami uraikan secara bertahap mulai dari pengertian naat manut sampai kepada contoh-contoh dari na’at dan man’utnya.

Apa Itu Naat Manut?

Yang dimaksud dengan naat manut adalah susunan yang terdiri sifat (na’at) dan yang disifati (man’ut). Istilah lainnya dari naat dan manut adalah murokab bayani yang jenis washfi مُركَّبٌ وصفي.

Sebagaimana disebutkan di atas, naat manut itu terdiri dari na’at dan man’ut. Maka kamu perlu terlebih dulu apa yang dimaksud dengan naat dan apa artinya manut? Berikut penjelasan selengkapnya:

Pengertian Naat النّعتُ

Na’at dalam Bahasa Arab artinya sifat الصَّفَة atau washf الوصف. Kedua kata itu sinonim/murodif. Arti sifat adalah sesuatu yang melekat/dilekatkan kepada yang disifati.

Sementara perngertian naat dalam istilah nahwu memiliki banyak redaksi penta’rifan. Berikut beberapa pengertiannya menurut Kitab Jurumiyah, Kitab Jamiud Durus dan dari Nadhom Alfiyah Ibnu Malik:

Matan Jurmiyah:

هو التَابِعُ المُشْتَقُ أو المُؤَوَّلُ بِهِ المُبَايِّنُ لِلَّفْظِ مَتْبُوعِهِ

Na’at adalah Tabi’ yang berupa musytaq atau mua’awwalnya yang menjelaskan lafadz matbu’nya. Contoh naat musytaq adalah مَرَرْتُ بِزَيْدٍ العَالِمِ artinya Saya berjalan bertemu dengan Zaid yang alim.

” Mungkin Kamu juga perlu membaca Contoh Mubtada dan Khabar dalam Al Fatihah”

Contoh naat mu’awwal bil musytaq seperti مَرَرْتُ بِزَيْدٍ هَذَا artinya saya berjalan bertemu dengan zaid (yang) ini. Isim isyarah yaitu hadza dita’wil dengan المُشَارِ إلَيْهِ. Jadi penta’wilan lengkapnya مَرَرْتُ بِزَيْدٍ المُشَارِ إلَيْهِ. Lafadz al musyarai ilaih adalah menakwili hadza yang mana dia bukan kategori dari musytaq.

Jamiud Durus

النّعتُ (ويُسمّى الصَّفَةَ أَيضاً) هو ما يُذكرُ بعدَ اسمٍ ليُبيَّنَ بعض أَحوالهِ أَو أَحوال ما يَتعلَّقُ به

Sementara Kitab Jami’ud durus berpendapat naat/shifat adalah sesuatu yang berada setelah kalimat isim yang berfungsi menjelaskan sebagian dari keadaan isim tersebut (disebut juga naat haqiqi). Atau menjelaskan keadaan lafadz yang masih ada hubungannya dengan kalimat isim tadi (naat sababi).

Contoh kalimat pertama dari definisi jamiud durus (na’at hakiki) adalah جاءَ التلميذُ المجتهدُ artinya Murid yang bersungguh-sungguh itu telah datang. Sementara contoh dari definisi kalimat ke-2 adalah جاءَ الرجلُ المجتهدُ غلامُهُ artinya Laki-laki yang anaknya rajin itu telah datang.

Nadhom Alfiyah

فَالنَّعْتُ تَابِعٌ مُتِمُّ مَا سَبَقَ … بِوَسْمِهِ أَوْ وَسْمِ مَا بِهِ اعْتَلَقَ

Nadhom Alfiyah ibnu malik mendefinisikan naat dengan ungkapan sangat indah. Ini senada dengan pengertian na’at dari kitab Jamiud durus. Hanya saja ini versi nadhomnya. Dan seperti salah satu tujuan nadhom; mudah dihafal sekaligus padat makna.

Hanya ada istilah sedikit yang berbeda dari kedua kitab tersebut. Jika jamiud durus menggunakan istilah liyubayyin sementara Alfiyah memilih kata mutimmu. Secara esensi kedua istilah itu sama atau muraddif.

Jika melihat dari 3 definisi di atas ada beberpa poin penting yang bisa digaris bawahi. Naat yaitu:

  1. Tabi’
  2. Jatuh setelah man’ut
  3. Fungsinya menjelaskan/menentukan/menyempurnakan man’ut/matbu’

Pengertian Manut المنعوتُ

Merunut pada pengertian naat di atas. Maka pengertian dari Manut sudah otomatis terbaca jelas dan gamblang.

Jadi, manut adalah lafadz yang dijelaskan oleh naat. Biar tambah wawasan, mari kita cek lagi masing-masing definisi naat di atas.

Dalam definisi versi jurmiyah manut diistilahkan dengan matbu’. Dalam jami’uddurus Istilahnya menggunakan isim. Sementara Nadhom Alfiyah memakai nama ma sabaq. Ketiga-tiganya itu isinya sama; man’ut (dalam konteks na’at).

Hanya saja penyebutan matbu’ lebih umum dari pada matbu’. Artinya setiap man’ut pasti matbu’ tapi tidak setiap matbu’ itu pasti man’ut. Selain itu  manut juga disebut maushuf الموصوفُ (yang disifati)

Faidah Naat

Naat memiliki faidah utama yaitu memisahkan isim(man’ut) dari beberapa sifat atau keadaan yang bersekutu atau musytarak dengannya. Misalnya kata ‘buku’ akan memiliki banyak persekutuan, seperti buka apa, warna apa?, dlsb. Kemudian didatangkan na’at/shifat berupa ‘baru’ menjadi buku (yang) baru. Penambahan kata ‘baru’ berarti memisahkan buku dari macam-macam sifat buku yang lainnya.

Memishakan dapat juga diartikan dengan memperjelas. Dengan demikian, perlu menganlisa keadaan dari man’ut.

Jika man’utnya berupa isim ma’rifat, maka faidah na’at sebagai taudhih(التَّوضيح) atau memperjelas. Contoh جاء عليّ المجتهد Ali yang tekun telah datang. Al mujtahid yang artinya tekun itu mempejelas Ali dan memisahkannya dari beberapa orang yang bernama Ali.

Jika man’utnya isim nakirah, maka naat berfaidah lit tahshis(للتحصيص) atau mengkhususkan. Contoh صَاحِبْ رَجُلاً عاقلاً bertemanlah dengan lelaki yang berakal. Aqil yang bermakna memiliki akal itu mengkhususkan رَجُل dari beberapa jenis sifat lelaki.

Pembagian Naat Manut

pembagian naat manut
Pembagian Naat dan Manut

Na’at dapat terbagi menjadi beberapa bagian. pembagian ini tergantung dari aspek yang dikaji. Jika melihat dari segi bentuk kalimatnya maka naat dibagi menjadi 2, yaitu:

Naat musytaq المشتق dan mua’wwal bih المؤول به. Contoh dan keteranganya sudah disebutkan (kamu bisa lihat keterangan dari sub judul pengertian naat versi kitab jurumiyah di atas).

Sementara na’at dari aspek fungsinya juga terbagi menjadi 2. Naat haqiqi النَّعْتُ الحَقيقِيُّ dan naat sababi النَّعْتُ السَّبَبِيُّ. Pengertian dan contoh keduanya juga sudah terangkum dalam keterangan Kitab Jamiud durus di atas.

Pembagian naat dari aspek mufrad dan murakkabnya terbagi juga menjadi 3:

  1. Naat Mufrad
  2. Naat Jumlah
  3. Naat Syibhul Jumlah

Semua contoh di atas masuk dalam kategori naat mufrad. Kamu juga bisa Contoh Kalimat Naat dan Manut di artikel itu.

Sementara untuk pengertian dan contoh yang lainnya akan dibahas secara terpisah. Selain definisi naat jumlah dan syibhul jumlah, dalam artikel tersebut akan menyertakan contoh-contoh naat dari al Quran.

Demikian artikel pengertian, pembagian dan contoh naat manut dari situs nahwu.id tempatnya pelajaran Nahwu. Semoga bisa menambah pengetahuan ilmu Bahasa Arabmu. Amin