Seperti namanya, isim makrifat dan nakiroh adalah bagian dari الاسم. Kedua jenis ini merupakan pembagian isim dari aspek lafadz dan besaran cakupannya. Adakalanya luas tidak ada batas disebut makrifat, sementara yang terbatas atau khusus dinamai dengan makrifat.
Kelihatannya kajian isim makrifat dan nakiroh ini sederhana jika hanya sebatas itu pengartiannya. Memang bisa dikatakan begitu seandainya kajiannya seputar lafadz dhohirnya saja. Akan menjadi sedikit njlimet jika makrifat dan nakiroh ini berbenturan dengan berbagai istilah yang terkait, dampak yang ditimbulkan dan aspek maknawi dari keduanya.
Kajian sederhana ini mencoba mengurai secara dasar tentang isim makrifat dan nakiroh secara sistematis, yang (semoga) mudah dipahami. Amin.
Arti Makrifat dan Nakiroh dalam Bahasa
Mengenai bentuk kata (sighat) dari ma’rifah, المَعْرِفَةُ dan nakiroh, النَّكِرَةُ ini, Ulama memiliki dua pendapat. Ada yang mengatakan keduanya merupakan mashdar, di kubu lain berpandangan bahwa Makrifat Nakiroh merupakan isim masdar.
Lafadz Makrifat adalah bentuk mashdar dari fi’il madhi ‘arofa عَرَفَ, begitu juga lafadz makrifat. Ia merupakan mashdar dari fiil madhi nakiro, نَكِرَ. Pendapat yang mengatakan keduanya adalah isim mashdar mengambil dari asal madhi عرَّف, ‘arrofa untuk makrifat dan نكَّر nakkaro untuk nakiroh.
Meskipun demikian, perbedaan pendapat tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap makna kebahasaanya. Secara bahasa, makrifat adalah mutlaqul idrok, artinya mengetahui, pengetahun, memahami atau pemahaman. Dalam konteks yang sama, nakiroh artinya samar, tidak tentu atau tidak mengetahui.
Istilah ‘makrifat’ sendiri merupakan istilah yang luas penggunaanya. Sebagiannya, kata makrifat juga digunakan dalam konteks Tauhid, Tasawuf dlsb yang tentu arti dan maknanya tidak jauh keluar dari arti harfiyah yang telah disebutkan di atas.
Penggunaan Makrifat dan Nakiroh
Penyebutan ma’rifat dalam Nahwu ini memiliki dua sasaran. Pertama makrifat dalam lafadznya yang juga dikenal dengan isim ma’rifat. Kedua dalam aspek maknanya, yaitu kadar atau tingkat kemakrifatannya. Hal yang sama berlaku untuk nakiroh.
Dalam aspek lafadz, Makrifat Nakiroh tentu sudah tidak perlu dibahas panjang lebar. Namun ketika sebuah lafadz sudah mulai masuk ke ranah fungsi dan makna (yang kadang berdampak hukum), maka keduanya perlu mendapatkan kajian khusus.
Bukti adanya kadar atau derajat dalam Makrifat Nakiroh ini adalah adanya istilah أعرف المعارف. A’roful ma’arif adalah paling makrifatnya ma’rifat yaitu lafadz Allah. Dalam nakiroh juga terdapat istilah nakiroh mufidah, ghairu mufidah, nakiro tammah dlsb. Maka bisa jadi suatu lafadz itu bentuknya makrifat sementara hakikat maknanya tetap nakiroh.
Dalam pengkelasan makrifat dan nakiroh, juga ada istilah yang berbeda namun memiliki maksud yang sama, yaitu: nakiroh mahdhah dan makrifat mahdhah. Dalam konteks ini, mahdhah artinya murni.
Contoh nakiroh mahdloh dalam gambar di atas adalah رَجُلٌ contoh makrifat mahdhoh ialah زَيْدُ. Antara rojulun dan Zaidun disebut ghairu mahdhoh. Istilah ini biasanya terdapat dalam bab jumlah yang yang jatuh setelah makrifat dan nakiroh.
Pengertian Isim Makrifat
Ahli Nahwu mendefinisikan isim makrifat sebagai ismun dalla ‘ala mu’ayyan artinya: Isim yang menunjukkan kepada sesuatu yang tertentu. Contohnya: عمرَ (Umar), دِمَشقَ (Damaskus) dan أنتَ (Kamu).
Yang dimaksud mu’ayyan dalam pengertian isim makrifat ini mengacu pada cakupan makna yang terbatasi (muqayyad), khusus, spesifik atau tertentu. Sebagai contoh Umar, makna umar (nama seseorang) ini terbatas atau khusus pada musamma (objek yang diberi nama itu) dari sekian banyak (jenisnya) manusia.
Artinya, makrifat itu tidak mengharuskan mukhotob kenal atau tahu kepadanya. Melainkan dicukupkan oleh standar wadho’ (kebahasaan/kamus) dalam memfungsikannya sebagai makrifat, bukan lawan bicara.
Pengertian Isim Nakiroh
Setelah memahami pengertian isim makrifat, tentu lebih mudah menangkap apa itu isim nakiroh? Isim nakiroh adalah selain isim makrifat. Meskipun pendefinisian itu tidak memenuhi kriteria sebagai ta’rif namun cukup memberikan tashawur dibenak penanya, khususnya yang sudah memahami definisi lawannya.
Secara sederhana, Nakiroh artinya umum, tidak spesifik. Contoh isim nakiroh seperti: رجل (lelaki), كتاب (kitab) dan مدينة (kota).
Lebih lengkapnya, isim nakiroh adalah ismun dalla ‘ala ghairu mu’ayyan, artinya isim yang menujukkan sesuatu tidak secara khusus. Hanya ditambah ‘ghairu’ dari pengertian makrifat sebelumnya.
Imam Ibnu Malik dalam Nadhom Alfiyahnya mendefinisikan nakiroh sebagai qobilu al muattsira, aw waqi’um mawqi’a ma qod dzukira. Isim Nakiroh adalah isim yang menerima Al ta’rif (huruf Al yang memakrifatkan) atau yang menempati tempatnya isim tersebut. Dari definisi Beliau ini, timbul ciri-ciri isim nakiroh.
Ciri-Ciri Isim Makrifat dan Nakiroh
Selain mengetahui makrfiat dan nakiroh melalui hafal dan tahu maknanya (dan ini yang paling akurat). Sebelum lebih jauh, perlu ditekankan bahwa, kalimah yang memiliki status makrifat-nakiroh adalah hanya kalimah isim. Kalimah fi’il dan huruf tidak memiliki status itu.
Selain itu sebuah isim berstatus makrifat disebabkan dua hal. Pertama karena memang asalnya ma’rifah, seperti ‘alamiyah (nama), isim dhomir dlsb. Yang kedua karena dimakrifatkan, salah satu caranya dengan diberi Al, disifati (naat), diidhofahkan dlsb.
Nakirah dan ma’rifah bisa diketahui dengan tanda-tanda utama yaitu huruf Al. Jika ada kalimah isim, contoh الرَّجُلُ maka, رَجُلٌ adalah isim nakiroh sementara kesatuannya (Arrajulu) merupakan isim makrifat.
Selain sah dimasuki Al takrif, ciri nakiroh selanjutnya adalah menerima tanwin atau syaddah. Ciri nakiroh berikutnya ialah lafadz yang dimasuki ذُوْ. Dzu sendiri bermakna shohib (empunya), dan status dzu adalah nakiroh sekaligus sebagai salah satu dari asmaul khomsah. Kedua ciri isim nakiroh ini terdapat dalam Quran:
لِيُنْفِقْ ذُو سَعَةٍ مِنْ سَعَتِهِ
Lafadz sa’atin ini statusnya nakiroh, karena adanya ciri kemasukan dzu shohib dan ditasydid. Ciri-ciri nakiroh dari aspek makna, biasanya berbentuk masdar atau isim jinis, seperti contoh: manusia, lelaki, perempuan, hewan dlsb.
Sementara untuk ciri makrifat adalah sebagai isim untuk nama orang, benda, kota, daerah dst. Selain itu memang harus menghafal macam isim-isim makrifat yang akan dijelaskan di bawah.
Pembagian Isim Makrifat
Jumlah isim ma’rifat ada 7 (tujuh), yaitu:
- Dhomir, الضميرُ (kata ganti)
- ‘Alam, العَلمُ
- Isim Isyaroh, إسمُ الإشارة
- Isim Maushul, الإسمُ الموصولُ
- Isim yang dimasuki Al, الإسمُ المقترنُ بِـ (أل)
- Mudhof terhadap isim makrifat, المضافُ إلى معرفة
- Marifat sebab Nida’, الْمَعْرَّفُ بِالنِّدَاءِ
Penjelasan dan keterangan dari 7 isim ma’rifah ini dibahas secara khusus pada artikel-artikel tertaut. Silahkan dikaji.
Cara Memakrifatkan Isim Nakiroh
Sebagaimana dijelaskan sekilas dalam ciri-ciri makrifat dan nakiroh, maka perlu dicontohkan cara memakrifatkan isim nakiroh. Cara ini juga berhubungan dengan bab pembagian isim makrifat, khususnya nomor 5 dan 6.
Memakrifatkan isim nakiroh dengan cara diberi awalan huruf Al. Contohnya بَيْتٌ menjadi
الْبَيْتُ. Al baitu merupakan isim nakiroh yang dimakrifatkan dengan Al ta’rif. Cara yang kedua dengan mengidhofahkan isim nakiroh kepada isim makrifat, contoh بَيْتُ الله, baitullah. Bait yang semula nakiroh menjadi makrifat dengan jalan mudhof kepada lafadz Allah.
Banyak dijumpai “Al” yang bertemu dengan sifat-sifat Allah sebagaimana terdapat dalam asma’ul husna, Seperti al Hayyu, al Qayyum, al Mujib, al Matin dlsb. Al, dalam konteks Allah, penambahan al ini merujuk pada dua makna:
- Nama Allah
- Sifat Allah
Contoh al Karim, artinya nama Allah, dalam konteks sifat, al Karim artinya Allah Maha Pemberi atau Maha Mulia. Arti al Karim ini banyak sekali, Kamu bisa cek di Kamus Tajul ‘Arus.
Contoh Isim Nakiroh dan Isim Ma’rifat dan Artinya
Di bawah ini adalah contoh-contoh isim Makrifat dari:
- Isim dhomir, أنتَ كريمٌ Anta karim, artinya: Kamu orang mulia
- Isim Alam, خالدٌ شُجاعٌ Kholid itu pemberani
- Isim isyarah هذهِ وَرْدَةٌ Ini adalah mawar
- Isim maushul ما ترْجُوهُ قَريبٌ Sesuatu yang kau harapkan sudah dekat
- Isim bersama Al المَرِيضُ مُتَأَلِّمٌ Orang yang sakit itu kesakitan
- Idhofah kepada makrifat بابُ الدارِ جَميلٌ Pintu rumah itu bagus
- Munada maqsud يَا رجلُ اِسْتَقِمْ Hai pria, istiqomahlah
Dari contoh yang sama, contoh isim nakirohnya adalah: كريمٌmulia, شُجاعٌ pemberani, وَرْدَةٌ bunga mawar, قَريبٌ dekat, مُتَأَلِّمٌ kesakitan, جَميلٌ bagus/indah, رجلُ lelaki.
Contoh isim makrifat dan nakiroh dalam al Quran Surat ar Rahman 1-10:
- الرَّحْمَٰنُ Arrahman makrifat, rohman nakiroh
- عَلَّمَ الْقُرْآنَ Alquran makrifat, Quran nakiroh
- خَلَقَ الْإِنْسَانَ Alinsan ma’rifah, insan nakiroh
- عَلَّمَهُ الْبَيَانَ Albayan makrifah, bayan nakirah
- الشَّمْسُ وَالْقَمَرُ بِحُسْبَانٍ Assyamsu, Alqomaru, husban makrifat
- وَالنَّجْمُ وَالشَّجَرُ يَسْجُدَانِ Annajmu, assyajaru makrifah
- وَالسَّمَاءَ رَفَعَهَا وَوَضَعَ الْمِيزَانَ Assama’a, Almizan makrifat
- أَلَّا تَطْغَوْا فِي الْمِيزَانِ Almizan ma’rifah
- وَأَقِيمُوا الْوَزْنَ بِالْقِسْطِ وَلَا تُخْسِرُوا الْمِيزَانَ Alwazn, alqisthi, al mizan ma’rifat
- وَالْأَرْضَ وَضَعَهَا لِلْأَنَامِ Alardha, Alanam marifah.
Contoh di atas makrifatnya menggunakan Al, jika tanpa Al semua contoh tersebut berupa isim nakiroh.
Demikian penjabaran singkat materi bab isim makrifat dan nakiroh terkait pengertian, penggunaan, ciri dan contohnya. Besar harapan ada manfaat yang didapat. والله اعلم