Contoh Kalimat Naat dan Manut

Dalam kajian Ilmu Nahwu, memahami istilah na’at dan man’ut adalah langkah penting untuk menguasai tata bahasa Arab. Keduanya masuk dalam pembahasan i’rob tabi’, yang berarti bagian dari kata yang mengikuti kaidah tertentu dalam kalimat.

Na’at dan man’ut adalah bagian dari murakkab, yakni susunan yang memiliki faidah tertentu, baik sempurna (tam) maupun tidak sempurna (ghair tam).

Mari kita pelajari lebih dalam mengenai apa itu na’at, man’ut, bagaimana cara penggunaannya, serta contohnya dalam kalimat.

Naat dan Manut

  • Na’at adalah sifat, yakni kata yang menerangkan atau menjelaskan sifat dari suatu benda, orang, atau hal lain yang disebut man’ut.
  • Man’ut adalah maushuf, yakni kata yang disifati oleh na’at.

Keduanya selalu berpasangan dalam satu susunan kalimat. Dalam bahasa Arab, hubungan antara na’at dan man’ut ini disebut tarkib na’ati, atau hubungan sifat dan yang disifati.

I’rob Tabi’: Na’at Mengikuti Man’ut

Yang menarik dalam susunan na’at-man’ut adalah sifat “mengikut” yang dimiliki oleh na’at. Dalam i’rob, na’at selalu mengikuti man’ut, baik dalam bentuk kata maupun status keirobannya.

Jika man’ut berstatus:

  • Rafa’, maka na’at juga harus marfu’.
  • Nashab, maka na’at harus manshub.
  • Jar, maka na’at juga harus majrur.

Hal ini membuat na’at selalu harmonis dengan man’ut, baik dalam tanda baca maupun makna yang dihasilkan.

Contoh Penggunaan Na’at dan Man’ut

Contoh dalam Bahasa Indonesia: Kalimat: “Murid yang rajin itu telah datang.”

  • Murid adalah man’ut (yang disifati).
  • Rajin adalah na’at (sifatnya).

Dalam kalimat tersebut, na’at “rajin” menjelaskan karakter dari man’ut “murid.”

Contoh dalam Bahasa Arab: Kalimat: جَاءَ التِلْمِيذُ المُجْتَهِدُ

  • التِلْمِيذُ (tilmidzu/murid) adalah man’ut.
  • المُجْتَهِدُ (mujtahid/rajin) adalah na’at.

Dalam contoh ini:

  • التِلْمِيذُ dibaca rafa’ karena merupakan subjek (jumlah fi’liyah). Maka na’at المُجْتَهِدُ juga harus marfu’ agar sesuai dengan man’ut.

Contoh Kalimat Na’at dan Man’ut dalam Surat Al-Fatihah

Na’at dan man’ut banyak ditemukan dalam Al-Qur’an, salah satunya dalam Surat Al-Fatihah, yang sering kita baca sehari-hari. Berikut ini adalah contoh-contoh na’at dan man’ut yang terdapat dalam surat tersebut, beserta penjelasan singkatnya.

1. Basmalah

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ

  • Man’ut: اللَّهِ (Allah).
  • Na’at: الرَّحْمَٰنِ (Yang Maha Pemurah) dan الرَّحِيمِ (Yang Maha Penyayang).

Dalam basmalah, terdapat dua na’at yang menjelaskan satu man’ut, yaitu Allah. Karena اللَّهِ berstatus majrur, maka kedua na’at (الرَّحْمَٰنِ dan الرَّحِيمِ) juga dibaca jar untuk menyesuaikan.

2. Ayat 2

الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

Artinya: Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.

  • Man’ut: اللَّهِ (Allah).
  • Na’at: رَبِّ (Tuhan).
  • Manut dari Na’at: الْعَالَمِينَ (semesta alam).

Dalam ayat ini, رَبِّ adalah na’at bagi اللَّهِ, dan i’robnya jar karena mengikuti lillahi yang menjadi mudhaf ilaih. Sedangkan الْعَالَمِينَ adalah pelengkap yang menegaskan siapa yang dina’ati oleh sifat رَبِّ.

3. Ayat 3

الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ

Artinya: Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.

  • Man’ut: اللَّهِ (Allah) dari ayat sebelumnya.
  • Na’at: الرَّحْمَٰنِ (Yang Maha Pemurah) dan الرَّحِيمِ (Yang Maha Penyayang).

Kedua na’at ini menjelaskan sifat Allah dan status i’robnya jar, karena mengikuti man’ut dari ayat sebelumnya (lillahi).

4. Ayat 4

مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ

Artinya: Yang menguasai di Hari Pembalasan.

  • Man’ut: اللَّهِ (Allah) dari ayat sebelumnya.
  • Na’at: مَالِكِ (Yang menguasai).

Di ayat ini, مَالِكِ adalah na’at yang menunjukkan salah satu sifat Allah. Status i’robnya jar, mengikuti اللَّهِ sebagai man’ut.

5. Ayat 6

اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ

Artinya: Tunjukilah kami jalan yang lurus.

  • Man’ut: الصِّرَاطَ (jalan).
  • Na’at: الْمُسْتَقِيمَ (yang lurus).

Pada ayat ini, الْمُسْتَقِيمَ adalah sifat yang menjelaskan الصِّرَاطَ. Karena الصِّرَاطَ berstatus nashab sebagai maf’ul bih, maka الْمُسْتَقِيمَ juga berstatus manshub.

6. Ayat 7

صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ

Artinya: (yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.

  • Man’ut: الَّذِينَ (orang-orang yang).
  • Na’at: غَيْرِ (bukan).

Pada ayat ini, غَيْرِ adalah na’at dari الَّذِينَ. I’robnya jar, karena mengikuti status الَّذِينَ sebagai mudhaf ilaih.

Demikian contoh kalimat naat dan manut dalam al Quran surah al fatihah. Semoga ada manfaat yang diraih.