Uraian Surah at Taubah Ayat 105 Beserta Artinya

Dalam Surah at Taubah ayat 105 beserta artinya, kita dapat mengambil hikmah dalam kehidupan. Hikmah dapat dipahami melalui artinya, dan arti dapat dipahami melalui susunan kalimatnya.

Surah at Taubah Ayat 105 Beserta Artinya
Surah at Taubah Ayat 105 Beserta Artinya

Hal yang sama berlaku untuk isi kandungannya. Dalam tulisan ini, penjelasan tentang pengertian ayat At-Taubah 105 akan dimulai dari arti kata demi kata dengan menggunakan pendekatan ilmu Nahwu dan Shorof.

Kandungan ayat Q.S. At-Taubah 9:105 ini juga tidak terlepas dari maknanya. Untuk menggali makna ayat ini, kita dapat merujuk pada tafsir dari ulama tafsir al-Quran yang terkenal.

Meskipun hanya memfokuskan pada penggalan ayat ke-105 sebagai objek kajian, diharapkan penjelasan ini dapat menambah pemahaman kita tentang Al-Quran melalui pendekatan ilmu Nahwu. Dengan menyebut nama Allah, mari kita mulai kajian tata bahasa al-Quran pada surah At-Taubah ayat 105.

Arti Waquli’ malu Fasayarallahu Amalakum

Secara bertahap, kita akan mengkaji kalimat demi kalimat, dengan menggunakan pendekatan ilmu Nahwu, khususnya dalam penggalan pertama dari ayat surah at-Taubah ayat 105.

Arti dari “Waqul”

Dalam tafsir Jalalain, kata “qul” yang berarti “katakanlah!” merupakan bentuk fiil amar yang ditujukan kepada manusia. Meskipun pernyataan ini muncul pada zaman Nabi, sasaran dari pernyataan ini berlaku juga untuk manusia tanpa memandang waktu.

Sebelum kata “qul”, terdapat huruf wawu. Dalam ilmu Nahwu, huruf wawu ini disebut “Wawu isti’nafiyyah,” yang berarti permulaan. “Qul” ini merupakan perintah untuk menyampaikan pesan dari Allah kepada Nabi Muhammad saw. Pesan ini harus disampaikan kepada umat Beliau. Sementara isi dari pesan tersebut adalah i’maluu.

Arti dari “I’malu”

“I’malu” (اعْمَلُوا) berarti “beramal” atau “berbuatlah” (kalian). Dari kitab tafsir yang sama, tidak dijelaskan objek dari perbuatan tersebut; apakah berbuat ini atau itu, seperti seperti ini atau begitu.

Objek perbuatan yang tidak ditentukan ini memiliki maksud perbuatan secara luas dan umum. Artinya, lakukanlah apa saja yang kalian kehendaki. Ya, apa saja, di mana saja, baik secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan, dan sebagainya.

Arti dari “Fasayarallahu Amalakum”

Namun demikian, perintah dengan fi’il amar “i’malu” diikuti oleh “fasayarallahu amalakum” (فَسَيَرَى اللَّه عَمَلكُمْ). Dalam ilmu Nahwu, “fasyarallahu” terdiri dari empat kalimat; “fa”, “sin”, “yara”, dan “Allah”.

“Fa” berfungsi sebagai “ta’lil” atau penghubung untuk menjelaskan syarat yang muqaddar (dikira-kirakan). Jika digunakan sebagai alasan atau penjelasan, maka rangkaian kalimat menjadi: “berbuatlah sesuka kalian karena…”

Setelah huruf “fa” adalah huruf “sin”. Huruf “sin” ini sebagai ciri Fiil Mudhori yang merubah zaman hal menjadi istiqbal. Dengan kata lain, keberadaan “sin” mengganti zaman mudhori dari saat ini menjadi waktu akan datang.

Kata “yara” adalah Fiil Mudhori dalam kalimat tersebut. Gabungan dari “sin” dan “yara” memiliki arti “akan mengetahui”. Siapa yang tahu? Allah! Lafadz “Allahu” berfungsi sebagai pelaku dari fi’il tersebut. Jadi, “fasyarallahu” berarti Allah akan mengetahui.

Mengetahui apa? “Amalakum”. Amalakum artinya amal perbuatan kalian. Nah, tarkib idhafah “amalakum” merupakan gabungan dari “amala” sebagai mudhaf dan dhamir muttasil “kaf” (kum) sebagai mudhaf ilaih. “Amalakum” menjadi objek dari fi’il “yara”.

Jadi, ayat surah at-Taubah ayat 105 dapat diartikan sebagai berikut: “Katakanlah (hai Muhammad): Lakukanlah (apa saja), maka Allah akan mengetahui perbuatan kalian.”

Arti dari “Wa Rasuluhu Wal Mu’minuna”

Kemudian, diikuti oleh kalimat selanjutnya, “wa rasuluhu wal mu’minuna” (وَرَسُوله وَالْمُؤْمِنُونَ). Wa rasuluhu artinya dan utusan-Nya, wal mu’minun artinya dan orang-orang beriman.

Huruf “wa” ini berfungsi sebagai penghubung. Ini disebut Athif atau Huruf Athaf. Kalimat yang bersama wawu athaf disebut ma’thuf, dalam contoh ini adalah Rasul dan Mu’minuna. Keduanya mengikuti hukum dari lafadz “Allah” (ma’thuf aliah).

Karena posisi lafazd Allah sebagai Fa’il atau subjek, maka hukum ini menjalar kepada kata Rasuluhu dan Mu’minuna. Jadi antara Allah, Rasul dan Mu’minun sama-sama menjadi subjek dari kata kerja “Yaraa“.

Jika diartikan secara lengkap, “Waquli’ malu fasayarallahu amalakum wa rasauluhu wal mu’minuna” dapat diartikan sebagai berikut: “Katakanlah (hai Muhammad): Lakukanlah (apa saja), maka Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang mu’min akan mengetahui perbuatan kalian.”

Rasul adalah sosok yang istimewa. Dalam surat at-Taubah, juga dijelaskan tentang sifat-sifat yang sempurna dari Nabi Muhammad, yang ditegaskan dalam ayat yang berbeda, khususnya pada laqod jaakum di ayat 128.

Kandungan Fasayarallahu Amalakum

Fasayarallahu amalakum; penggalan ayat at taubah ayat 105 ini memiliki kandungan motivasi atau dorongan penuh dari Allah kepada orang-orang yang ta’at الْمُطِيعِينَ. Disisi yang sama, sekaligus sebagai ancaman keras terhadap orang-orang yang melakukan dosa.

Dalam konteks penggalan ayat ini, mengisyaratkan kepada manusia untuk beramal(berbuat) kebaikan di masa yang akan datang.

Setiap perbuatan itu memiliki hukum/balasan, baik di dunia maupun akhirat. Di dunia, perbuatan itu akan diketahui Allah, rasul dan juga umat manusia.

Jika perbuatan itu baik, maka akan mendapatkan pujian, apresiasi dsb. Selain itu tentu mendapatkan pahala dunia akhirat atas amal baik tersebut.

Sebaliknya, jika amal itu berisi maksiat, tentu akan membuahkan kecaman, celaan dsb. Adzab pedih pun sudah menanti pelaku maksiat di Akhirat kelak.

Kata amal ‘عمل’ dari tarkib idhafah amalakum عَمَلَكُمْ meskipun bentuknya isim mufrad(tunggal), namun cakupannya menyeluruh jami’. Artinya bukan 1 amal, melainkan mencakup semua amal/perbuatan.

Artinya semua bentuk amal atau perbuatan mencakup semua aspek dalam kehidupan. Baik dalam ruang umum atau ruang pribadi. Tidak hanya dalam bekerja, berinteraksi sosial dlsb. Bahkan ketika sendirian pun tidak luput ‘penglihatan’ Allah.

Uraian itu hanya sebagian kecil dari penjelasan Imam Ar Razi dalam Kitab Mafatihul Ghaib atau Tafsir al Kabir. Masih banyak(sekali) yang belum terpotret dalam artikel sederhana ini.

Surah at Taubah Ayat 105 Beserta Artinya

Penggalan pertama dari ayat surat at Taubah 105 waquli’ malu fasayarallahu amalakum memiliki arti Dan Katakanlah: “Berbuatlah, maka Allah,Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat perbuatanmu itu,

Sementara arti surat at taubah ayat 105 penggalan kedua Wasaturadduna ila alimil ghaibi wassyahadati fayunabbikukum bima kuntum ta’malun.

  • Wasaturadduna ila alimil ghaibi artinya dan kamu (kalian) akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib,
  • Wasyahadati artinya alam nyata (dunia),
  • Fayunabbiukum artinya lalu akan diberitakan-Nya kepada kamu
  • Bima kuntum ta’malun artinya apa saja yang telah kamu kerjakan.

Ikhtisar Qs At Taubah Ayat 105

Arti dan kandungan surat At-Taubah ayat 105 berkaitan dengan ayat-ayat sebelumnya. Ayat ini menegur orang-orang yang menyadari perbuatan buruk mereka agar bertaubat kepada Allah. Setelah masa lalu yang buruk dihapus melalui taubat, pertanyaannya adalah apa yang harus dilakukan ke depan?

Ayat ini menjawab pertanyaan tersebut. Jika masa lalu tidak dapat diulang atau sudah terlanjur berbuat maksiat, satu-satunya cara untuk membersihkannya adalah melalui taubat, yaitu dengan menghapus dosa-dosa.

Maka, di masa depan, manusia diberikan kebebasan untuk melakukan apapun, tetapi dengan memperhatikan bahwa Allah, Rasul-Nya, dan manusia akan mengetahui. Di dunia, semua perbuatan akan diketahui, dan di akhirat, balasan menanti. Wallahu a’lam bisshawab.