Isim dhomir adalah istilah yang merujuk pada kata ganti orang, benda, atau kepemilikan. Jika kita padankan dalam bahasa Indonesia, isim dhomir memiliki kemiripan dengan pronomina persona (kata ganti orang) dan pronomina posesiva (kata ganti kepemilikan). Namun, istilah ini memiliki cakupan yang lebih spesifik dalam ilmu nahwu.
Berikut penjelasan mengenai isim dhomir, jenis-jenisnya, dan contohnya agar lebih mudah dipahami.
Apa Itu Isim Dhomir?
Isim dhomir sering didefinisikan sebagai kata yang digunakan untuk menggantikan subjek atau objek dalam sebuah kalimat. Dalam kitab Jami’uddurus, isim dhomir didefinisikan sebagai:
الضَمِيْرُ مَا يُكْنَى بِهِ عَنْ مُتَكَلِّمٍ أَوْ مُخَاطَبٍ أَوْ غَائِبٍ، فَهُوَ قَائِمٌ مَقَامَ مَا يُكْنَى بِهِ عَنْهُ
“Dhomir adalah sesuatu yang digunakan untuk menggantikan mutakallim (orang pertama), mukhattab (orang kedua), atau ghaib (orang ketiga). Dhomir menempati atau menggantikan posisi sesuatu tersebut.”
Dengan kata lain, isim dhomir digunakan sebagai pengganti untuk menyebut orang yang berbicara (mutakallim), orang yang diajak bicara (mukhattab), atau orang yang dibicarakan (ghaib).
Jenis-Jenis Isim Dhomir
Isim dhomir dalam bahasa Arab dibagi menjadi tiga kategori utama, yaitu dhomir mutakallim, dhomir mukhotob, dan dhomir ghaib. Ketiga jenis ini digunakan berdasarkan peran masing-masing dalam kalimat.
1. Dhomir Mutakallim
Dhomir ini digunakan untuk menggantikan orang yang berbicara. Dalam bahasa Arab, dhomir mutakallim memiliki dua bentuk utama:
- أَنَا: Saya (tunggal)
- نَحْنُ: Kami (jamak)
Contoh dalam kalimat:
- أَنَا أَدْرُسُ (Saya belajar)
- نَحْنُ نَكْتُبُ (Kami menulis)
2. Dhomir Mukhotob
Dhomir mukhotob menggantikan orang yang diajak bicara. Dalam bahasa Arab, bentuknya berbeda berdasarkan jenis kelamin, jumlah, dan status tunggal, dua orang (mutsanna), atau jamak:
- أَنْتَ: Kamu (laki-laki, tunggal)
- أَنْتِ: Kamu (perempuan, tunggal)
- أَنْتُمَا: Kalian berdua
- أَنْتُمْ: Kalian (laki-laki, jamak)
- أَنْتُنَّ: Kalian (perempuan, jamak)
Contoh dalam kalimat:
- أَنْتَ تَقْرَأُ (Kamu membaca)
- أَنْتُمْ تُصَلُّونَ (Kalian salat)
3. Dhomir Ghaib
Dhomir ghaib digunakan untuk menggantikan orang yang tidak hadir dalam pembicaraan. Sama seperti dhomir mukhotob, bentuknya juga bervariasi:
- هُوَ: Dia (laki-laki, tunggal)
- هِيَ: Dia (perempuan, tunggal)
- هُمَا: Mereka berdua
- هُمْ: Mereka (laki-laki, jamak)
- هُنَّ: Mereka (perempuan, jamak)
Contoh dalam kalimat:
- هُوَ يَذْهَبُ (Dia pergi)
- هُمْ يَكْتُبُونَ (Mereka menulis)
Isim Dhomir Sebagai Kata Ganti Kepemilikan
Selain berfungsi sebagai kata ganti orang, isim dhomir juga digunakan untuk menunjukkan kepemilikan. Dalam bahasa Arab, kepemilikan ini ditunjukkan dengan menambahkan dhomir muttashil pada kata benda.
Contoh:
- كِتَابِي: Kitabku (dlomir ي menunjukkan kepemilikan oleh saya)
- كِتَابُهُ: Kitabnya (dlomir هُ menunjukkan kepemilikan oleh dia)
- كِتَابُهُمْ: Kitab mereka (dlomir هُمْ menunjukkan kepemilikan oleh mereka)
Contoh dalam kalimat:
- هَذَا كِتَابِي (Ini kitabku)
- هَذَا كِتَابُهُ (Ini kitabnya)
Fungsi Isim Dhomir
Tujuan utama penggunaan isim dhomir adalah menghindari pengulangan isim dhohir yang berlebihan. Dengan menggunakan kata ganti ini, kalimat menjadi lebih efisien, ringkas, dan tidak membosankan. Berikut penjelasan fungsi isim dhomir dalam beberapa konteks:
Mengganti Subjek atau Pelaku
- Contoh: هُوَ يَكْتُبُ (Dia menulis)
Kata هُوَ menggantikan penyebutan nama subjek secara berulang.
- Contoh: هُوَ يَكْتُبُ (Dia menulis)
Menunjukkan Kepemilikan
- Contoh: هَذَا كِتَابِي (Ini kitabku)
Kata ي pada كِتَابِي menunjukkan kepemilikan.
- Contoh: هَذَا كِتَابِي (Ini kitabku)
Menghindari Kerancuan dalam Kalimat
- Dengan adanya dhomir, pendengar atau pembaca lebih mudah memahami hubungan antar bagian dalam kalimat.
Menekankan Kejelasan Subjek atau Objek
- Contoh: إِيَّاكَ نَعْبُدُ (Hanya kepada-Mu kami menyembah)
Penggunaan dhomir إِيَّاكَ menekankan objek ibadah secara khusus.
- Contoh: إِيَّاكَ نَعْبُدُ (Hanya kepada-Mu kami menyembah)
Hukum Isim Dhomir
Isim dhomir termasuk dalam kategori kalimah isim. Namun, isim dhomir memiliki karakteristik khusus yang membedakannya dari isim lainnya.
1. Mabni, Bukan Mu’rob
Hukum asal kalimah isim adalah mu’rob, yaitu dapat menerima i’rob (perubahan harakat di akhir kata berdasarkan fungsi dalam kalimat). Namun, isim dhomir adalah mabni, artinya bentuknya tetap dan tidak berubah meskipun kedudukannya dalam kalimat berbeda.
Contoh:
- هُوَ tetap huwarafa’, apakah ia menjadi subjek atau predikat.
- كِتَابُهُ tetap menggunakan hu sebagai kata ganti kepemilikan, tanpa terpengaruh i’rob dari kata sebelumnya.
2. Keserupaan dengan Kalimah Huruf
Ke-mabni-an isim dhomir ini disebabkan karena adanya keserupaan dengan kalimah huruf secara wadho’. Dalam Nazham Alfiyah Ibnu Malik disebutkan bahwa:
وَشَبَهُ الْوَضْعِيِّ فِي الْمَبَانِي كَالشَّبَهِ الْوَضْعِيِّ فِي الْمَعَانِي
Keserupaan ini mencakup:
- Keserupaan dari segi bentuk: Isim dhomir memiliki struktur sederhana dan tetap seperti kalimah huruf.
- Keserupaan dari segi fungsi: Sama seperti huruf, dhomir tidak memiliki makna mandiri tanpa konteks kalimat.
Pembagian Isim Dhomir
Sebelum membahas pembagiannya. Perlu diketahui bahwa ada 7 pembahasan terkait isim dhamir ini. Dari tujuh itu kemudian dibagi berdasarkan aspek-aspek tertentu. Aspek itu adalah posisi, kepenampakan dan mahal irob.
A. Isim Dhomir Muttasil dan Dhomir Munfashil
Macam-macam isim dhomir itu ada dua, yaitu muttasil dan munfashil. Ini jika dipandang dari aspek posisinya.
1. Isim Dhomir Muttasil
1.1 Definisi Isim Dhomir Muttashil
Pengertian dari dhomir muttasil adalah dhomir yang tidak dapat menjadi permulaan dan tidak bisa jatuh setelah illa إلَاّ. Contoh dhomir muttasil كَتَبُوْا, كِتَابِي dan عَلَيْكَ.
1.2 Pembagian Isim Dhomir Muttashil
Dhomir ini dibagi menjadi tiga, yaitu Muttasil bil ismi, il fi’ili dan bil harfi. Untuk contohnya seperti di atas.
- Muttasil bil Ismi. Yaitu isim dhomir yang bertemu dengan kalimah isim, seperti كِتَابِي Kitabi artinya Kitabku.
- Muttasil bil Fi’ili. Yaitu isim dhomir yang bertemu dengan kalimah fiil, seperti كَتَبُوْا Katabu artinya Mereka menulis.
- Muttasil bil Harfi. Yaitu isim dhomir yang bertemu dengan kalimah huruf, seperti عَلَيْكَ ‘Alaika artinya di atasmu.
1.3 Jumlah Isim Dhomir Muttashil
Total jumlahnya ada sembilan. Kesembilan Dhomir muttasil itu adalah: التاءُ, نا, الواوُ, الألفُ ,النونُ, الكافُ, الياءُ, الهاءُ, ها (Huruf Ha’, Haa, huruf Ta’, Naa, huruf Wawu, Alif, Nun, Kaf dan Ya’)
Dhomir Alif, Ta’, Wawu dan Nun khusus bermahal rofa’ karena mereka sebagai Fail atau Naibul fail. Sementara dhomir Na dan Ya’ itu bisa rofa’, bisa nashab dan bisa jar. Sedangkan dhomir Kaf, Ha’ dan Ha itu mahal Nashab dan Jar saja.
2. Isim Dhomir Munfashil
Setelah mengetahui apa itu isim dhomir, dhomir muttasil selanjutnya kita bahas tentang pengertian dari dhomir munfashil.
2.1 Definisi Dhomir Munfashil
Definisi dari dhomir munfashil adalah dhomir yang dapat menjadi permulaan dan bisa jatuh setelah illa إلَاّ. Contoh dhomir munfashil menjadi permulaan kalam أَنا مُجْتَهِدٌ sedangkan contoh setelah illa مَا اجْتَهَدَ إلَاّ أنَا
2.2 Pembagian Dhomir Munfashil
Isim dhomir munfasil ini dibagi berdasarkan mahal irobnya menjadi dua. Isim dhomir yang bermahal rofa dan bermahal nashab. Jika ditotal jumlahnya ada 24 jika membuang dhomir yang dobel. Dan berjumlah 28 jika semua dhomir munfasil dituturkan secara lengkap.
2.3 Jumlah Isim Dhomir Munfashil
Seperti dijelaskan di atas tentang pembagian dhomir munfasil; ada mahal rofa’ dan ada mahal nashab. Masing-masing memiliki jumlah yang sama.
2.3.1 Mahal Rofa’ atau Marfu’
Jumlah pembagian dhomir munfashil bisa 12 dan juga bisa 14. Secara esensi jumlah dhomir muttashil ini ada 12, jumlah ini merupakan jumlah tanpa pengulangan dhomir هُمَا dan dhomir أَنْتُمَا . jika kedua lafazh itu diulang maka menjadi 14.
Jumlah dhomir 14 itu adalah:
- هُوَ dia (lk)
- هُمَا dia berdua (lk/pr)
- هُمْ mereka (lk)
- هِيَ dia (pr)
- هُمَا dia berdua (pr/lk)
- هُنَّ mereka (pr)
- أَنْتَ kamu (lk)
- أَنْتُمَا kamu berdua (lk/pr)
- أَنْتُمْ kalian (lk)
- أَنْتِ kamu (pr)
- أَنْتُمَا kamu berdua (pr)
- أَنْتُنَّ kalian (pr)
- أَنَا saya
- نَحْنُ kami
Perhatikan dalam kurung ‘(pr/lk)’ atau sebaliknya, dhomirnya dobel. Jika yang dobel tersebut dihilangkan maka akan ketemu esensi jumlah dhomir munfashil sebanyak 12.
2.3.2 Mahal Nashab atau Manshub
Dengan metode yang sama berlaku juga untuk jumlah dhomir munfasil manshub. Berikut 14 jumlah lengkap dhomir munfashil manshub: إِيَّاهُ, إِيَّاهُمَا, إِيَّاهُمْ, إِيَّاهَا, إِيَّاهُمَا, إِيَّاهُنَّ, إِيَّاكَ, إِيَّاكُمَا, إِيَّاكُمْ, إِيَّاكِ, إِيَّاكُمَا, إِيَّاكُنَّ, إِيَّايَ, إِيَّانَا. Dalam tulisan latin:
- Iyyāhu
- Iyyāhumā
- Iyyāhum
- Iyyāhā
- Iyyāhumā
- Iyyāhunna
- Iyyāka
- Iyyākumā
- Iyyākum
- Iyyāki
- Iyyākumā
- Iyyākunna
- Iyyāya
- Iyyānā
B. Isim Dhomir Mustatir Dan Dhomir Bariz
Pembahasan terakhir dari apa itu isim dhomir dan pembagiannya adalah dhomir dibagi dari aspek kepenampakan, isim dhomir dibagi menjadi Mustatir dan Bariz.
1. Dhomir mustatir berarti dhomir yang wujudnya tidak tampak dalam kalam. Keberadaannya dikira-kirakan di dalam hati atau benak.
Contoh Dhomir mustatir adalah اُكْتُبْ tuliskan (kamu) berupa fiil amar. Dalam contoh ini dhomirnya dikira-kirakan menjadi اُكْتُبْ أَنْتَ. Pada mustattir ini dibagi lagi menjadi dua; mustattir wujub (wajib tersimpan) dan mustattir jawaz (boleh disimpan boleh ditampakkan).
2. Dhomir bariz adalah dhomir yang wujudnya terdapat dalam lafazh. Seperti dhomir Ta’ pada contoh قُمْتَ, dhomir wawu كَتَبُوْا dhomir ya’ pada lafazh اُكْتُبِيْ dan nun dalam contoh يَقُمْنَ.
C. Isim Dhomir Marfu’, Manshub dan Majrur.
Yang terakhir dari pembagian dhomir adalah dari aspek i’robnya. Pada pembagian ini, isim dhomir dibagi menjadi tiga; marfu’ (mahal rafa’), manshub (mahal nashab) dan majrur (mahal jar).
- Contoh marfu’ أَنا مُجْتَهِدٌ
- Contoh manshub pada bacaan Surah al Fatihah pada lafazh Iyyaka dalam ayat: إِيَّاكَ نَعۡبُدُ وَإِيَّاكَ نَسۡتَعِينُ
- Contoh Majrur pada Surah Sabihis سَبِّحِ ٱسۡمَ رَبِّكَ
Kesimpulan
Demikian uraian tentang apa itu isim dhomir berikut contoh dan pembagianya. Sebenarnya jika diperdalam lagi, masih banyak kajian yang berkaitan dengan ini, seperti nun wiqoyah, dhomir fashl dsb. Insyaallah akan dibahas pada artikel lain. Semoga bermanfaat dan terus semangat belajar. Wallahu a’lam bishawab.