Praktek ilmu Nahwu kali ini membahas contoh-contoh kalimat isim. Biar lebih afdhol, percotohan ini diambil dari al Quran surah an naziat ayat 1-46.
Surah An-Nâzi‘âti (النّازعات) merupakan surah dengan urutan ke-79. An Naziat ini masuk dalam Juz ke 30 atau dikenal dengan Juzamma. Secara urutan, an-Naziat ini berada setelah surah an-Naba’dan sebelum surah ‘Abasa.
jumlah ayat surat An Naziat ini sebanyak 46 ayat. Dimulai dengan bacaan Wan-nâzi‘âti gharqâ sebagai ayat pertama. Dan bacaan ka’annahum yauma yaraunahâ lam yalbatsû illâ ‘asyiyyatan au dluḫâhâ sebagai ayat ke-46.
Dalam kategori golongan surah, an-Naziat ini masuk dalam kategori surah Makkiyah. Karena menurut jumhur ulama, semua ayat-ayatnya turun sebelum Nabi melakukan hijrah. Secara otomatis, berarti Nabi Muhammad masih di Kota Mekah.
Surat An Naziat artinya para malaikat yang mencabut. Penamaan ini diambil dari bunyi bacaan ayat pertama. Kalimat an Naziat ini juga akan diterangkan secara nahwu dari bentuk kalimatnya.
Contoh Kalimat Isim Surah An Naziat
Dari surah an Naziat ini akan kita coba cari contoh kalimat isim, baik itu dhohir maupun dhomir. Baik berupa isim mufrad mutsanna atau jamak.
Dari kategori jamak, baik jamak mudzakar salim, muannats salim atau jamak taksir. Dan isim-isim lainnya yang masih berkaitan dengan kalimat isim.
An Naziat Ayat 1-14
وَالنَّازِعَاتِ غَرْقًا [٧٩:١]
Surah an Naziat ayat 1 artinya: Demi (malaikat-malaikat) yang mencabut (nyawa) dengan keras (Qs. an-Nâzi‘ât [79]: 1),
Contoh kalimat isim pertama adalah naziati (نَّازِعَاتِ). Tanda-tanda isimnya adalah ال. Naziat merupakan jamak muannats salim. Selanjutnya contoh isimnya adalah qharqan (غَرْقًا). Ini adalah contoh isim mufrad.
وَالنَّاشِطَاتِ نَشْطًا [٧٩:٢]
Ayat ke-2 memiliki arti: dan (malaikat-malaikat) yang mencabut (nyawa) dengan lemah-lembut (Qs. an-Nâzi‘ât [79]: 2),
Contoh kalimat isim jamak muannats salim adalah lafadz nasyitati (نَّاشِطَاتِ). Sama dengan nasyitati, nasythan (نَشْطًا) ini contoh isim; berupa mashdar.
وَالسَّابِحَاتِ سَبْحًا [٧٩:٣]
Surah an Naziat ayat 3 artinya: dan (malaikat-malaikat) yang turun dari langit dengan cepat (Qs. an-Nâzi‘ât [79]: 3),
Contoh kalimat isimnya sabihati (سَّابِحَاتِ). Ini contoh jamak muanassalim. Berasal dari mufrad berupa isim fail sabihah. Berikutnya dari cotoh isim adalah sabhan (سَبْحًا). Ini juga isim, yaitu mashdar.
فَالسَّابِقَاتِ سَبْقًا [٧٩:٤]
Ayat ke-4 memiliki arti: dan (malaikat-malaikat) yang mendahului dengan kencang (Qs. an-Nâzi‘ât [79]: 4),
Kalimat isim selanjutnya sabiqati dan sabqan. Sabiqati (سَّابِقَاتِ). Keterangan sama dengan ayat-ayat sebelumnya. Begitu juga lafadz sabqan (سَبْقًا).
فَالْمُدَبِّرَاتِ أَمْرًا [٧٩:٥]
Surah an Naziat ayat 5 artinya: dan (malaikat-malaikat) yang mengatur urusan (dunia) (Qs. an-Nâzi‘ât [79]: 5).
Contoh selanjutnya dari kalimat isim lafadz mudabbirati dan amran. Untuk lafadz mudabbirati (مُدَبِّرَاتِ) jamak muannast salim dari isim fail muannas mudabbirah. Sementara lafadz amran itu isim mufrad.
يَوْمَ تَرْجُفُ الرَّاجِفَةُ [٧٩:٦]
Ayat ke-6 memiliki arti: (Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan) pada hari ketika tiupan pertama menggoncang alam (Qs. an-Nâzi‘ât [79]: 6),
Contoh kalimat isimnya yauma dan rajifah. Yauma (يَوْمَ) isim dzaraf. Sementara rajifah (الرَّاجِفَةُ) isim mufrad mu’anas.
تَتْبَعُهَا الرَّادِفَةُ [٧٩:٧]
Surah an Naziat ayat 7 artinya: tiupan pertama itu diiringi oleh tiupan kedua (Qs. an-Nâzi‘ât [79]: 7).
Contoh kalimat isim dhomir muttasil ha’ (هَا). Ini adalah isim dhomir muttasil mahal nashab. Radifah (رَّادِفَةُ) adalah isim fail dengan ta’ marbuthah. Berarti sifat untuk muannats lafdzi.
قُلُوبٌ يَوْمَئِذٍ وَاجِفَةٌ [٧٩:٨]
Ayat ke-8 memiliki arti: Hati manusia pada waktu itu sangat takut (Qs. an-Nâzi‘ât [79]: 8),
Contoh kalimat isim jamak taksir adalah qulubun (قُلُوبٌ). Kemudian yauma (يَوْمَ) isim dzaraf. Sementara wajifah (وَاجِفَةٌ) sama dengan radifah di atas.
أَبْصَارُهَا خَاشِعَةٌ [٧٩:٩]
Surah an Naziat ayat 9 artinya: Pandangannya tunduk (Qs. an-Nâzi‘ât [79]: 9).
Contoh kalimat jamak taksir adalah abshar (أَبْصَارُ) dari mufrad bashar (بَصَرُ). Contoh dhomir muttashil adalah ha (ها) mahal/berkedudukan jar. dhomir ha ini menunjukkan muannats mufrad ghaibah. Contoh kalimat isim selanjutnya adalah khasyi’ah (خَاشِعَةٌ) mufrad muannas.
يَقُولُونَ أَإِنَّا لَمَرْدُودُونَ فِي الْحَافِرَةِ [٧٩:١٠]
Ayat ke-10 memiliki arti: (Orang-orang kafir) berkata: “Apakah sesungguhnya kami benar-benar dikembalikan kepada kehidupan semula? (Qs. an-Nâzi‘ât [79]: 10)
Contoh kalimat isim dhomir na (نا) pada ainna. Selanjutnya contoh isim jamak mudzakar salim adalah marduduna (مَرْدُودُونَ). Mufradnya mardud. Kemudian hafirah (حَافِرَةِ) juga kalimat isim dengan ciri-ciri al (ال) dan dibaca jar karena kemasukan fi (فِي) yang merupakan salah satu dari 20 huruf jar.
أَإِذَا كُنَّا عِظَامًا نَخِرَةً [٧٩:١١]
Surah an Naziat ayat 11 artinya: Apakah (akan dibangkitkan juga) apabila kami telah menjadi tulang belulang yang hancur lumat?” (Qs. an-Nâzi‘ât [79]: 11)
Contoh kalimat isim berupa dhommir muttasil na pada lafadz kunna (كُنَّا). Kemudian idzaman (عِظَامًا) adalah isim dengan tanda tanwin. Begitu juga kalimat nakhirah (نَخِرَةً).
قَالُوا تِلْكَ إِذًا كَرَّةٌ خَاسِرَةٌ [٧٩:١٢]
Ayat ke-12 memiliki arti: Mereka berkata: “Kalau demikian, itu adalah suatu pengembalian yang merugikan” (Qs. an-Nâzi‘ât [79]: 12).
Contoh kalimat isim dhomir mustatir jawas yang terdapat pada qaalu. Taqdir dhomirnya هم jamak mudzakar ghaib. Contoh isim isyarah lil baid adalah tilka (تِلْكَ) untuk musyarah ilaih muannats.
Contoh isim mufrad karratun (كَرَّةٌ) dengan ciri-ciri tanwin. Begitu juga khasirah (خَاسِرَةٌ). Semuanya ada ta’ muannats.
فَإِنَّمَا هِيَ زَجْرَةٌ وَاحِدَةٌ [٧٩:١٣]
Surah an Naziat ayat 13 artinya: Sesungguhnya pengembalian itu hanyalah satu kali tiupan saja (Qs. an-Nâzi‘ât [79]: 13),
Contoh kalimat isim dhomir munfashil rafa adalah hiya (هِيَ) untuk mufrad ghaibah. Kemudian contoh isim mufrad zajratun (زَجْرَةٌ) dan wahidatun (وَاحِدَةٌ) keduanya isim mufrad.
فَإِذَا هُمْ بِالسَّاهِرَةِ [٧٩:١٤]
Ayat ke-14 memiliki arti: maka dengan serta merta mereka hidup kembali di permukaan bumi (Qs. an-Nâzi‘ât [79]: 14).
Contoh kalimat isim dhomir munfasil untuk jamak ghaib adalah hum (هُمْ). Sahirah (سَّاهِرَةِ) juga kalimat isim dengan tanda al dan majrur dengan huruf jar ba’ ب.
An Naziat Ayat 15-26
هَلْ أَتَاكَ حَدِيثُ مُوسَىٰ [٧٩:١٥]
Surah an Naziat ayat 15 artinya: Sudah sampaikah kepadamu (ya Muhammad) kisah Musa (Qs. an-Nâzi‘ât [79]: 15).
Contoh kalimat isim dhomir muttasil kaf (كَ) untuk mukhattab mufrad mudzakar. Dhomir ini berkedudukan manshub. Contoh selanjutnya hadisu (حَدِيثُ) dan terakhir dari contoh isim adalah Musa (مُوسَىٰ) merupakan ‘alam asma/syakhs.
إِذْ نَادَاهُ رَبُّهُ بِالْوَادِ الْمُقَدَّسِ طُوًى [٧٩:١٦]
Ayat ke-16 memiliki arti: Tatkala Tuhannya memanggilnya di lembah suci ialah Lembah Thuwa (Qs. an-Nâzi‘ât [79]: 16);
Contoh kalimat isim cukup banyak. Yang pertama dhomir ha (هُ), disebut dhomir muttasil nashab. Kemudian rabbu (رَبُّ) isim mufrad. Nomer tiga dari contoh isim adalah dhomir ha yang menyambung dengan rabb. Bedanya ini mahal jar.
Contoh isim yang nomer 4 adalah wadi (وَادِ) isim mufrad. Berikutnya muqaddas (مُقَدَّسِ) dan yang terakhir adalah thuwa (طُوًى) nama lembah.
اذْهَبْ إِلَىٰ فِرْعَوْنَ إِنَّهُ طَغَىٰ [٧٩:١٧]
Surah an Naziat ayat 17 artinya: “Pergilah kamu kepada Fir’aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas (Qs. an-Nâzi‘ât [79]: 17),
Contoh kalimat isim dhomir mustatir wujub terdapat pada fiil amar idzhab. Dhomirnya adalah anta (انتَ). Kemudian contoh isim adalah firaun (فِرْعَوْنَ). Dilanjutkan dhomir ha (هُ) pada innahu.
Kemudian contoh dhomir mustatir jawaz adalah huwa (هو) yang tersimpan di fiil madhi tagha.
فَقُلْ هَلْ لَكَ إِلَىٰ أَنْ تَزَكَّىٰ [٧٩:١٨]
Ayat ke-18 memiliki arti: dan katakanlah (kepada Fir’aun): “Adakah keinginan bagimu untuk membersihkan diri (dari kesesatan)” (Qs. an-Nâzi‘ât [79]: 18).
Contoh kalimat isim dhomir muttasli majrur adalah kaf (ك) yang terdapat pada laka. Kemudian contoh kalimat isim mashdar muawwal (المصدر المؤول) terdapat pada an tazakka (أَنْ تَزَكَّىٰ).
وَأَهْدِيَكَ إِلَىٰ رَبِّكَ فَتَخْشَىٰ [٧٩:١٩]
Surah an Naziat ayat 19 artinya: Dan kamu akan kupimpin ke jalan Tuhanmu agar supaya kamu takut kepada-Nya?” (Qs. an-Nâzi‘ât [79]: 19)
Contoh kalimat isim dhomir mustatir jawaz adalah ana (أنا) yang terdapat pada fiil mudhari ahdi. Kemudian isim dhomir muttasil mahal nashab adalah kaf (ك).
Selanjutnya dari contoh kalimat isim adalah rabb dan kaf dhomir. Keduanya tergabung dalam lafadz رَبِّكَ rabbika.
Contoh dhomir mustatir wajib adalah dhamir yang terdapat pada fiil mudharik takhsya (تَخْشَىٰ). Isim dhomirnya adalah anta (انت).
فَأَرَاهُ الْآيَةَ الْكُبْرَىٰ [٧٩:٢٠]
Ayat ke-20 memiliki arti: Lalu Musa memperlihatkan kepadanya mukjizat yang besar (Qs. an-Nâzi‘ât [79]: 20).
Contoh kalimat isim dhomir mustatir jawas adalah huwa (هو) yang terdapat pada madhi ara. Dilanjutkan isim dhomir muttashil ha (هُ).
Kemudian contoh isim ayat (آيَةَ) dan kubra (كُبْرَىٰ). Keduanya memiliki tanda-tanda isim yang sama, yaitu kemasukan al (ال).
فَكَذَّبَ وَعَصَىٰ [٧٩:٢١]
Surah an Naziat ayat 21 artinya: Tetapi Fir’aun mendustakan dan mendurhakai (Qs. an-Nâzi‘ât [79]: 21).
Pada ayat ini contoh kalimat isimnya ada dua. Keduanya sama, yaitu isim dhomir mustatir jawas. Mentaqdirkan هو huwa.
ثُمَّ أَدْبَرَ يَسْعَىٰ [٧٩:٢٢]
Ayat ke-22 memiliki arti: Kemudian dia berpaling seraya berusaha menantang (Musa) (Qs. an-Nâzi‘ât [79]: 22).
Contoh kalimat isim ini sama persis dengan ayat ke-21 di atas. Silahkan lihat ayat sebelumnya.
فَحَشَرَ فَنَادَىٰ [٧٩:٢٣]
Surah an Naziat ayat 23 artinya: Maka dia mengumpulkan (pembesar-pembesarnya) lalu berseru memanggil kaumnya (Qs. an-Nâzi‘ât [79]: 23).
Contoh kalimat isim ayat ke 23 ini sama dengan ayat 21 dan 22.
فَقَالَ أَنَا رَبُّكُمُ الْأَعْلَىٰ [٧٩:٢٤]
Ayat ke-24 memiliki arti: (Seraya) berkata: “Akulah tuhanmu yang paling tinggi” (Qs. an-Nâzi‘ât [79]: 24).
Contoh kalimat isim dhomir munfasil ana (انا) merupakan mahal rafa. Kemudian contoh isimnya adalah rabbu dan kum (رَبُّكُمُ). Isim dhahir dan isim dhomir.
فَأَخَذَهُ اللَّهُ نَكَالَ الْآخِرَةِ وَالْأُولَىٰ [٧٩:٢٥]
Surah an Naziat ayat 25 artinya: Maka Allah mengazabnya dengan azab di akhirat dan azab di dunia (Qs. an-Nâzi‘ât [79]: 25).
Contoh kalimat isim dhomir muttasil nashab adalah hu (هُ). Kemudian contoh isimnya adalah Allah (اللَّهُ), nakala (نَكَالَ), akhirat (آخِرَةِ) dan ula (اُولَىٰ). Dua yang terakhir ini ditandai dengan al.
إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَعِبْرَةً لِمَنْ يَخْشَىٰ [٧٩:٢٦]
Ayat ke-26 memiliki arti: Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang yang takut (kepada Tuhannya) (Qs. an-Nâzi‘ât [79]: 26).
Contoh kalimat isim isyarah lil baid adalah dzalika (ذَٰلِكَ). Kemudian ibrah (عِبْرَةً).
Contoh isim maushul adalah man (من) pada lafadz liman. Yang terakhir dari ayat ini adalah dhomir mustatir jawas, yaitu huwa. Dhomir ini tersimpan dalam fiil mudhari yakhsya (يَخْشَىٰ).
An Naziat Ayat 27-41
أَأَنْتُمْ أَشَدُّ خَلْقًا أَمِ السَّمَاءُ ۚ بَنَاهَا [٧٩:٢٧]
Surah an Naziat ayat 27 artinya: Apakah kamu lebih sulit penciptaanya ataukah langit? Allah telah membinanya (Qs. an-Nâzi‘ât [79]: 27),
Contoh kalimat isim dhomir mukhattab rafa adalah antum (أَنْتُمْ). Contoh isim tafdhil adalah asyaddu (أَشَدُّ).
Contoh isim selanjutnya adalah khalqan (خَلْقًا), sama’u (سَّمَاءُ). Sementara pada banaha, terdapat dua isim dhomir. Yang pertama dhomir mustatir, yaitu ha. Yang kedua adalah dhomir muttasil nashab.
رَفَعَ سَمْكَهَا فَسَوَّاهَا [٧٩:٢٨]
Ayat ke-28 memiliki arti: Dia meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya (Qs. an-Nâzi‘ât [79]: 28),
Contoh kalimat isim dhomir huwa (هو) yang tersimpan di fiil madhi rafa’a. Kemudian dhomir mutasil ha (ها) mahal jar karena mudhaf ilaih.
Pada lafadz fasawwaha ini memiliki dua dhomir; mustatir dan muttashil. Yaitu هو dan ha (ها).
وَأَغْطَشَ لَيْلَهَا وَأَخْرَجَ ضُحَاهَا [٧٩:٢٩]
Surah an Naziat ayat 29 artinya: dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita, dan menjadikan siangnya terang benderang (Qs. an-Nâzi‘ât [79]: 29).
Contoh kalimat isimnya adalah huwa pada lafadz aghthasya (أَغْطَشَ). Kemudian dua isim pada lailaha (لَيْلَهَا) yaitu lail dan ha dhomir.
Huwa juga menjadi dhomir dari akhraja (أَخْرَجَ) yang tersimpan. Dilanjutkan dengan dua isim dalam murakkab idhofi dhuhaha (ضُحَاهَا), yaitu dhuha dan dhomir ha.
وَالْأَرْضَ بَعْدَ ذَٰلِكَ دَحَاهَا [٧٩:٣٠]
Ayat ke-30 memiliki arti: Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya (Qs. an-Nâzi‘ât [79]: 30).
Contoh kalimat isim mufrad adalah ardha (أَرْضَ). Kemudian ba’du, dzalika isim isyarah. Dan dua dhomir yang terdapat pada fiil madhi dahaha (دَحَاهَا). Mustatir berupa huwa dan muttasil berupa ha.
أَخْرَجَ مِنْهَا مَاءَهَا وَمَرْعَاهَا [٧٩:٣١]
Surah an Naziat ayat 31 artinya: Ia memancarkan daripadanya mata airnya, dan (menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya (Qs. an-Nâzi‘ât [79]: 31).
Contoh kalimat isim pada ayat ini didominasi dengan isim dhomir. Mustatir pada lafadz akhraja. Muttasil ha (ها) pada minha, ma’aha dan mar’aha.
Sementara yang isim dhohirnya adalah ma’ (مَاءَ) dan mar’a (مَرْعَا).
وَالْجِبَالَ أَرْسَاهَا [٧٩:٣٢]
Ayat ke-32 memiliki arti: Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh (Qs. an-Nâzi‘ât [79]: 32),
Contoh kalimat isim adalah jibal (جِبَالَ) dan arsa (أَرْسَا). Jibal ini jamak taksir. Sementara contoh isim selanjutnya adalah muttasil ha (ها) mahal jar, mudhaf ilaih.
مَتَاعًا لَكُمْ وَلِأَنْعَامِكُمْ [٧٩:٣٣]
Surah an Naziat ayat 33 artinya: (semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu (Qs. an-Nâzi‘ât [79]: 33).
Contoh kalimat isim mata’an (مَتَاعًا) kemudian dhomir kaf (كم), an’am (انْعَامِ) dan kaf lagi.
فَإِذَا جَاءَتِ الطَّامَّةُ الْكُبْرَىٰ [٧٩:٣٤]
Ayat ke-34 memiliki arti: Maka apabila malapetaka yang sangat besar (hari kiamat) telah datang (Qs. an-Nâzi‘ât [79]: 34).
Contoh kalimat isim idza اذا, thammatu (الطَّامَّةُ ) dan kubra (كُبْرَىٰ).
يَوْمَ يَتَذَكَّرُ الْإِنْسَانُ مَا سَعَىٰ [٧٩:٣٥]
Surah an Naziat ayat 35 artinya: Pada hari (ketika) manusia teringat akan apa yang telah dikerjakannya (Qs. an-Nâzi‘ât [79]: 35),
Contoh kalimat isim adalah yauma (يَوْمَ), insyan (انْسَانُ) , dan dhomir mustatir huwa pada fiil madhi sa’a (سَعَىٰ)
وَبُرِّزَتِ الْجَحِيمُ لِمَنْ يَرَىٰ [٧٩:٣٦]
Ayat ke-36 memiliki arti: dan diperlihatkan neraka dengan jelas kepada setiap orang yang melihat (Qs. an-Nâzi‘ât [79]: 36).
Contoh kalimat isim jahimu (جَحِيمُ) isim maushul man (مَنْ) dan dhomir mustatir huwa yang berada di yara (يَرَىٰ).
فَأَمَّا مَنْ طَغَىٰ [٧٩:٣٧]
Surah an Naziat ayat 37 artinya: Adapun orang yang melampaui batas (Qs. an-Nâzi‘ât [79]: 37),
Contoh kalimat isim maushul man (مَنْ) dan dhomir mustatir dari fiil madhi tagha (طَغَىٰ).
وَآثَرَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا [٧٩:٣٨]
Ayat ke-38 memiliki arti: dan lebih mengutamakan kehidupan dunia (Qs. an-Nâzi‘ât [79]: 38),
Contoh kalimat isim mustatir huwa pada atsara (آثَرَ) , hayata (حَيَاةَ) dan dunya (دُّنْيَا).
فَإِنَّ الْجَحِيمَ هِيَ الْمَأْوَىٰ [٧٩:٣٩]
Surah an Naziat ayat 39artinya: maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggal(nya) (Qs. an-Nâzi‘ât [79]: 39).
Contoh kalimat isim jahima (جَحِيمَ) , isim dhomir munfahil hiya (هِيَ) dan isim dhohir ma’wa (مَأْوَىٰ).
وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الْهَوَىٰ [٧٩:٤٠]
Ayat ke-40 memiliki arti: Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya (Qs. an-Nâzi‘ât [79]: 40),
Contoh kalimat isim mauhul من, mustatir huwa pada khafa (خَافَ). Kemudian maqama (مَقَامَ) dan dua isim pada tarkib idhofah rabbihi (رَبِّهِ), yaitu rabb dan ha (هِ).
Selanjutnya adalah dhomir huwa pada naha (نَهَى), isim nafs (نَّفْسَ) dan hawa (هَوَىٰ).
فَإِنَّ الْجَنَّةَ هِيَ الْمَأْوَىٰ [٧٩:٤١]
Surah an Naziat ayat 41 artinya: maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal(nya) (Qs. an-Nâzi‘ât [79]: 41).
Contoh kalimat isim jannah (جَنَّةَ), dhomir munfashil hiya (هِيَ ) dan isim dhohir ma’wa (مَأْوَىٰ).
An Naziat Ayat 42-46
يَسْأَلُونَكَ عَنِ السَّاعَةِ أَيَّانَ مُرْسَاهَا [٧٩:٤٢]
Ayat ke-42 memiliki arti: (Orang-orang kafir) bertanya kepadamu (Muhammad) tentang hari kebangkitan, kapankah terjadinya? (Qs. an-Nâzi‘ât [79]: 42)
Contoh kalimat isim dhomir mustatir jawas waqi’ jamak mudzakar ghaib taqdirnya هم hum. Kemudian isim dhomir kaf (ك).
Selanjutnya sa’ah (سَّاعَةِ) isim istifham ayyana (أَيَّانَ) , mursa dan dhomir ha yang tergabung dalam mursaha (مُرْسَاهَا).
فِيمَ أَنْتَ مِنْ ذِكْرَاهَا [٧٩:٤٣]
Surah an Naziat ayat 43 artinya: Siapakah kamu (maka) dapat menyebutkan (waktunya) (Qs. an-Nâzi‘ât [79]: 43)?
Contoh kalimat isim istifaham ma (ما), isim dhomir munfasi anta (أَنْتَ) . kemudian dua isim yang tergabung dalam murakkab idhofi dzikraha (ذِكْرَاهَا); dzkra dan ha.
إِلَىٰ رَبِّكَ مُنْتَهَاهَا [٧٩:٤٤]
Ayat ke-44 memiliki arti: Kepada Tuhanmulah dikembalikan kesudahannya (ketentuan waktunya) (Qs. an-Nâzi‘ât [79]: 44).
Contoh kalimat isim rabbika (رَبِّكَ) terdiri dari rabb dan kaf dhomir. Kemudian muntahaha (مُنْتَهَاهَ) juga sama; tersusun dari muntaha dan ha dhomir. Total ada 4 isim dalam ayat 44 ini.
إِنَّمَا أَنْتَ مُنْذِرُ مَنْ يَخْشَاهَا [٧٩:٤٥]
Surah an Naziat ayat 45 artinya: Kamu hanyalah pemberi peringatan bagi siapa yang takut kepadanya (hari berbangkit) (Qs. an-Nâzi‘ât [79]: 45).
Contoh kalimat isim anta (أَنْتَ), mundziru (مُنْذِرُ), isim maushul man (مَنْ), isim dhomir mustatir huwa dan isim dhomir muttasil ha. Dua kalimat isim ini terdapat dalam jumlah shilah maushul berupa يَخْشَاهَا.
كَأَنَّهُمْ يَوْمَ يَرَوْنَهَا لَمْ يَلْبَثُوا إِلَّا عَشِيَّةً أَوْ ضُحَاهَا [٧٩:٤٦]
Ayat ke-46 memiliki arti: Pada hari mereka melihat hari berbangkit itu, mereka merasa seakan-akan tidak tinggal (di dunia) melainkan (sebentar saja) di waktu sore atau pagi hari (Qs. an-Nâzi‘ât [79]: 46).
Contoh kalimat isim dhomir mutashil hum (هُمْ), yauma (يَوْمَ), isim dhomir mustatir jamak mudzakar hum هم, isim dhomir ha ها. Semua ini terangkum dalam penggalan ayat kannahum yauma yaraunaha.
Contoh terakhir dari penggalan ayat terakhir surah an naziat ini adalah dhomir mustatir hum pada afalul khamsah يَلْبَثُوا, ghasiyyatan (عَشِيَّةً), dhuha dan ha (ضُحَاهَا).