Huruf Ma, مَا dalam Nahwu dan al-Qur’an

مَا ini memiliki banyak jenis dan maknanya. Keberadaan Ma tidak terhitung lagi, baik dalam kalam Arab maupun di sumber-sumber primer syariah Islam. pertanyaanya, apakah Ma itu kalimah huruf atau isim? Dan seperti apa jenis dan maknanya?

Ma kadang berlaku huruf, sehingga disebut huruf Ma. Di sisi lain Ma juga sebagai isim, maka dinamakan Ma ismiyyah. Untuk lebih jelasnya akan dibahas secara terperinci pada masing-masing faidah dan macam Ma.

9 Macam Ma مَا

huruf ma مَا

Dalam kalangan pakar bahasa Arab, ada beberapa pendapat tentang Ma ini. Menurut kitab Qawaid al I’rob, مَا memiliki sembilan, yaitu Ma:

  1. إسْتِفْهَامِيَّة
  2. مَعْرِفَةٌ تَامَّةٌ
  3. نَكِرَةٌ تَامَّةٌ
  4. شَرْطِيَّة
  5. مَوْصُوْلَة
  6. نَكِرَةٌ مَوْصُوْفَة
  7. صِفَة
  8. حَرْف
  9. زَائِدَة

Ma Istifham

Ma Istifhamiyyah, artinya مَا yang berlaku sebagai pertanyaan. Ini digunakan untuk menanyakan sesuatu yang tidak berakal. Arti dari Ma Istifham ini menggunakan makna ayyu syai’in, أَيُّ شَيْءٍ. Contoh huruf Ma dalam al Qur’an Surah Tha-ha ayat 17 (Qs. 20: 17)

وَمَا تِلْكَ بِيَمِينِكَ يَا مُوسَىٰ

Wa maa tilka bi yamiinika Yaa Musa? Artinya : Apakah itu yang di tangan kananmu, hai Musa?

Ketentuan Ma jika dibaca Jar (Majrur) oleh huruf Jar, maka alif yang terdapat pada Ma dibuang, sebagaimana dalam contoh Qur’an, an-Naba’ ayat 1 (Qs. 78: 1):

عَمَّ يَتَسَاءَلُونَ

Amma yatasaa’aluun, artinya Tentang apakah mereka saling bertanya-tanya?

Ma Makrifat Tammah

Faidah yang kedua dari Ma adalah ma’rifah tammah, artinya Ma yang tidak membutuhkan kepada shilah. Shilah adalah jumlah setelah maushul. Huruf Ma ini contohnya dalam Quranul Karim:

إِنْ تُبْدُوا الصَّدَقَاتِ فَنِعِمَّا هِيَ

Qs. al Baqoroh ayat 271 Artinya: Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik sekali (Qs. 2: 271). Ma yang terdapat pada فَنِعِمَّا هِيَ ini, asalnya فَنِعْمَ الشَّيْئُ هِيَ (fani’mas syai’u hiya).

Ma Nakiroh Tammah

Faedah Ma yang ke-3 adalah Ma yang Nakiroh tamm, artinya مَا yang tidak membutuhkan kepada sifat. Ma jenis ini menggunakan makna syai’un, شَّيْئٌ. Ma dengan faedah ini terdapat dalam dua bab: Ta’ajub dan Ni’ma wa Bi’sa (نِعْمَ و بِئْسَ).

1.Ta’ajub. Ma jenis ini dikenal juga dengan Ma Ta’ajub تَعَجُّب contohnya:

مَا أَحْسَنَ زَيْدٌ

Maa akhsana Zaidun, artinya: Betapa tampannya si Zaid. Ma berfaidah ta’ajub ini menurut mayoritas pakar bahasa Basrah. Menurut mereka,  dalam bab ta’ajjub مَا berlaku Nakiroh Tam. Kedudukan Ma adalah Rofa’, sedangkan jumlah setelah مَا menjadi khobarnya.

Pendapat lain, yaitu pendapatnya Imam Ibnu Durustuwaih. Beliau berpendapat, bahwa Ma Ta’ajub ini مَا sebagai istifham, sedangkan jumlah setelanya sebagai khobarnya.

2. نِعْمَ  dan بِئْسَ.

مَا mahal nashob menjadi Tamyiz (berlaku Nakroh Tam) hal ini menurut sekelompok ulama’ mutaakhkhirin termasuk Imam Zamakhsyari, sedangkan menurut imam Sibawaeh tersebut berlaku Ma’rifah Tam seperti penjelasan yang telah lewat. Contoh:

غَسَلْتُهُ غَسْلاً نِعِمَّا

Artinya: Aku benar-benar telah membasuhnya, itulah sebaik-baiknya segala sesuatu. Lafadz Ni’immaa ditakdirkan dengan ‌نِعْمَ ‌شَيْئا.

Ma Syarath

Faidah Ma selanjutnya adalah syarthiyyah. مَا syarthiyah ini juga beramal. Ia merupakan salah satu dari amil Jazm. Amil Jazem yaitu amil yang menjazemkan fi’il mudlori’, ini apabila menyimpan maknanya Syarat.

Ma syarthiyah ini ada dua macam, yaitu syarthiyah zamaniyyah dan ghairu zamaniyyah.

1. Syarthiyah Zamaniyyah (mengandung artinya masa, مُدَّة) dan juga menunjukkan makna sesuatu yang tidak berakal. Contoh:

فَمَا اسْتَقَامُوا لَكُمْ فَاسْتَقِيْمُوا لَهُم

Artinya: Selama mereka berlaku lurus terhadapmu hendaklah kamu berlaku lurus (pula) terhadap mereka. Takdirnya إسْتَقِيمُوا لَهُمْ مُدَّةَ اسْتَقَامَتِهِمْ لَكُمْ

2. Syarthiyah ghoiru zamaniyyah, artinya Ma yang menggunakan makna dhorof atau masa. Ma ini menunjukkan makna sesuatu yang tidak berakal. Contoh Qs. 2: 197

وَمَا تَفْعَلُوا مِنْ خَيْرٍ يَعْلَمْهُ اللَّهُ

Wa maa taf’aluu min Khoiriy ya’lamhullaahu, artinya: Dan apa-apa yang kalian kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya.

Dalam contoh ini, مَا belaku Jaazim. Ia menjazemkan 2 fi’ll mudlori’.تَفْعَلُوا sebagai jumlah syarat dibaca jazm. Alamat jazm-nya dengan khafdzun nun karena fiil mudhori jenis af’alul khomsah. Sementara يَعْلَمْ sebagai jawabnya, jazm dengan sukun karena fiil mudhori’ shohih akhir.

Ma Maushulah

Faidah Maa ke-5 adalah sebagi maushul. Artinya مَا berlaku isim maushul. Sebagaimana kaidah isim maushul, maka ia membutuhkan shilah dan ‘aid. Dalam fungsi ini, مَا bisa digunakan untuk sesuatu yang berakal dan yang tidak berakal.

1. Contoh isim maushul untuk sesuatu yang tidak berakal atau ghoiru aqil dalam al-Qur’an Surah an-Nahl ayat 96:

مَا عِنْدَكُمْ يَنْفَدُ ۖ وَمَا عِنْدَ اللَّهِ بَاقٍ

Maa ingdakum yangfadzu, wa maa ‘indallahi baaq artinya Apa yang ada di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal, (Qs. 16: 96).

2. Contoh Ma untuk sesuatu yang berakal atau al-‘aqil dalam al-Qur’an Surah Shod ayat 75.

قَالَ يَا إِبْلِيسُ مَا مَنَعَكَ أَنْ تَسْجُدَ لِمَا خَلَقْتُ بِيَدَيَّ ۖ أَسْتَكْبَرْتَ أَمْ كُنْتَ مِنَ الْعَالِينَ

Allah berfirman: “Hai iblis, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Ku-ciptakan (Adam As.) dengan kedua tangan-Ku (kekuasaan).

Kedua contoh di atas Ma berlaku sebagai isim maushul maka jumlah setelahnya disebut Shilah sedang dlomir yang terkandung dalam jumlah tersebut disebut ‘Aid.

Ma Nakiroh Maushufah

Faidah Ma ke-6 adalah Nakiroh mausufah, artinya مَا berlaku sebagai isim nakiroh yang membutuhkan sifat dan menggunakan makanya شَّيْئٌ. Contoh:

مَرَرْتُ ‌بِمَا ‌مُعْجِبٍ ‌لَكَ

Artinya Aku berjalan bertemu dengan seseorang yang Engkau kagumi. Takdirnya بشيءٍ مُعْجِبٍ لَكَ. Dan juga seperti ungkapan penyair

لِما نافِعٍ يَسْعى اللَّبيبُ، فَلا تكُن … ‌لشيءٍ ‌بعيدٍ نَفْعُهُ، الدَّهْرَ سَاعِيًا

Orang yang cerdik adalah orang yang berusaha menggapai sesuatu yang bermanfaat (bagi dirinya), maka Engkau jangan sampai berusaha (bekerja) untuk sesuatu yang sangat (jauh) tidak bermanfaat (bagi dirimu).”

Ma Shifat

Faidah Ma nomor tujuh adalah Ma yang berlaku isim nakiroh, yang mensifati isim nakiroh (lainnya) yang terletak sebelumnya Ma. Contoh Ma shifat dalam al-Qur’an al Baqoroh ayat 26:

إِنَّ اللَّهَ لَا يَسْتَحْيِي أَنْ يَضْرِبَ مَثَلًا مَا بَعُوضَةً فَمَا فَوْقَهَا

Artinya: Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau lebih rendah dari itu (Qs. 2: 26). Ma yang terdapat pada مَثَلًا مَا merupakan shifat dari isim nakiroh sebelumnya, yaitu lafadz مَثَلًا.

Ma Harf

Atau disebut huruf Ma. Maksud huruf Ma adalah Ma yang berlaku sebagai kalimah huruf. Huruf Ma memiliki dua faidah, yaitu huruf Nafi dan huruf masdar.

Huruf Ma yang Nafi ini masuk pada jumlah ismiyyah. Menurut paral ulama’ Hijaz, ulama at Tihami dan ulam’ Najd dapat beramal sebagaimana pengamalannya laisa لَيْسَ. Namun dengan tiga(3) syarat:

  1. isimnya mendahului khobarnya
  2. kenafiannya tidak dirusak dengan illa, إلّا.
  3. tidak bersamaan dengan in, إنْ Zaidah

Huruf Nafi. Contoh huruf Ma yang berupa huruf Nafi dalam Qur’an seperti:

وَقُلْنَ حَاشَ لِلَّهِ مَا هَٰذَا بَشَرًا إِنْ هَٰذَا إِلَّا مَلَكٌ كَرِيمٌ

Artinya: dan mereka (para wanita yang diundang Zulaikhah) berkata: “Maha sempurna Allah, ini bukanlah manusia. Sesungguhnya ini tidak lain hanyalah malaikat yang mulia”. Maa Haadzaa basyaran artinya: ini (Yusuf As.) bukanlah manusia.

Dan diriwayatkan dari Imam ‘Ashim menurut lughot bani Tamim dalam contoh di atas lafadz بَشَرًا  dibaca Rofa’ tidak Nashob menjadi khobar, sedangkan mubtadanya adalah Isim Isyaroh هَٰذَا. Danمَا  

Berlaku Mashdariyah. Huruf Ma Masdariyah artinya huruf Ma yang menjadikan dia dan lafadz setelahnya dapat ditakwil menjadi masdar. Huruf Ma Masdariyah ini ada dua macam yaitu: Masdariyah Zamaniyyah dan Ghariu Zamaniyyah.

Contoh Huruf Ma Masdariyah Zamaniyyah atau Dhorof adalah Ma yang bermakna dhorof dengan menggantikan lafadz مُدَّة. Contoh dalam al-Quran

وَجَعَلَنِي مُبَارَكًا أَيْنَ مَا كُنْتُ وَأَوْصَانِي بِالصَّلَاةِ وَالزَّكَاةِ مَا دُمْتُ حَيًّا

Surah Maryam ayat 31 artinya: dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup (Qs. 19: 31). Ma dumtu hayyan artinya selama Aku (Isa As.) masih hidup.

Huruf Ma pada contoh ini berlaku Masdariyah Zamaniyyah (Dhorfiyyah) karena lafadz tersebut mengganti dari dhorof yang berupa lafadz muddatan dan lafadz setelahnya dapat ditakwil menjadi masdar. Takwilnya masdar adalah مُدَّةَ دَوامي حَيّاً.

Huruf Ma Masdariyah Ghairu Zamaniyyah adalah Ma yang tidak menggantikan zaman atau tidak bermakna dhorof. Contohnya:

وَضَاقَتْ عَلَيْكُمُ الْأَرْضُ بِمَا رَحُبَتْ ثُمَّ وَلَّيْتُمْ مُدْبِرِينَ

Surah at-Taubah ayat 25 artinya: dan bumi yang luas itu telah terasa sempit olehmu, kemudian kamu lari kebelakang dengan bercerai-berai (Qs. 9: 25).

Dalam contoh tersebut, مَا   berlaku Masdariyah Goiru Dhorfiyyah karena lafadz setelahnya dapat ditakwil masdar, namun tidak bermakna dhorof. Ta’wilnya mashdar adalah بِرَحَبِهَا.

Ma Zaidah

Terakhir dari faidah dan macamnya Ma adalah Ma yang berlaku tambahan. Ma Zaidah ada dua macam, yaitu: Kaaffah dan Ghairu Kaaffah.

Huruf Ma Zaidah Kaaffah adalah مَا  yang berlaku zaidah/tambahan dan dapat menghalangi amal. Amal yang dihalanginya adalah: ‘amal rofa, ‘amal Nashob dan amal Jar.

  1. Amal rofa’ yaitu bilaمَا  bertemu dengan قَلَّ atau كَثُرَ atau طَالَ. Ketiga lafadz tersebut menyerupai lafadz rubba, رُبَّ dalam hal sama-sama:
  2. menunjukkan arti qillah dan katsroh
  3. Sebagai permulaan al Kalam.
  4. Khusus masuk pada jumlah fi’liyyah yang shorih. contoh:

قَلَّمَا يَبْرَحُ اللَّبِيبُ إِلَى مَا يُوْرِثُ المَجْدَ دَاعِيًا أَوْ مُجِيْبًا

Artinya: Sedikit sekali orang yang pandai itu meninggalkan sesuatu yang mendatangkan kemuliyaan, baik sebagai orang yang mengajak maupun orang yang memenuhi ajakan. Qallama bermakna sedikit sekali.

  • Amal Nashob yaitu apabila مَا  bertemu dengan inna, إِنَّ dan saudara- saudaranya. contoh:

إِنَّمَا اللهُ إِلَهُ وَاحِدٌ

“Sesungguhnya Allah itu tuhan yang maha Esa.” amal Jer, yaitu bila bertemu dengan huruf jer dan dhorof. Inna yang seharusnya beramal tansibul isma wa tarfa’ul khobar terhalang oleh keberadaan huruf Ma. Sehingga lafadz Allah terbaca rofa’ dari yang semestinya nashob karena inna.

Amal Jar. Ma menghalangi amalnya huruf jar untuk mengejarkan majrurnya dan dhorof terhadap mudhof ilaihnya. Adapun huruf jer tersebut adalah Huruf Ba, Kaf, Rubba.

Huruf jar ba’ yang terhalang amalnya oleh huruf Ma, contohnya adalah

فَلَئِنْ صِرْتَ لَا تُحِيرُ جَوَابًا … لَبِمَا قَدْ تُرَى وَأَنْتَ خَطِيبٌ

Artinya: Maka jika kamu sudah tak dapat menjawab pada orang yang berbicara padamu (sudah mati) maka banyak sekali apa yang kamu ketahui dan kamu orang yang dapat berbicara (dalam keadaan hidup).

Contoh huruf jar Kaf adalah:

فَإِنَّ الحُمُرَ مِنْ شَرِ العَطَايَا … كَمَا الْخَطَبَاتُ شَرٌّ بَنِيْ تَمِيمٍ

Artinya: Maka sesungguhnya keledai itu kendaraan yang paling jelek, seperti halnya para pengkhotbah itu, mereka orang yang paling jelek dari bani Tamim.

Contoh huruf Jar Rubba: رُبَّمَا قَالَ زَيْدٌ rubbamaa qaala Zaidun artinya Zaid telah berkata berulang-ulang kali.

Contoh dhorof yang terhalang beramal adalah

بَيْنَمَا نَحْنُ بِالأَرَاكِ مَعًا إِذْ أَتَى رَاكِبُ عَلَى جَمَلِهِ

Artinya: Sewaktu kita berada di tanah Arok mendadak datang seseorang yang menunggang untanya.

Huruf Ma Zaidah Kaaffah adalah مَا tambahan namun tidak menghalangi amal. Ma jenis ini umumnya berlaku bila terletak setelah huruf jer Ba’, Min dan ‘An.

Contoh huruf jar Ba’ dalam Quran Surah Ali Imron.

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ

Fabima rahmatim minallahi linta lahum, artinya: Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka (Qs. 3: 159). Lafadz Rahmatin tetap dibaca jar meski antara ba’ dan majrurnya ditengahi Ma.

Contoh huruf jer Min, مِنْ dalam Quran, Surah Nuh ayat 25.

مِمَّا خَطِيئَاتِهِمْ أُغْرِقُوا

Di sebabkan kesalahan-kesalahan mereka, mereka di tenggelamkan (Qs. 71: 25). Lafadz Khotiati tetap dibaca jar meski antara huruf jer min dan majrurnya ditengahi Ma.

Contoh harf Jar ‘an, عَنْ di al-Quran Surah al-Mukminun ayat 40.

قَالَ عَمَّا قَلِيلٍ لَيُصْبِحُنَّ نَادِمِينَ

Allah berfirman: “Dalam sedikit waktu lagi pasti mereka akan menjadi orang-orang yang menyesal” (Qs. 23: 40). Lafadz Qolilin tetap dibaca jar meski antara harf jer ‘an dengan majrurnya ditengahi Ma.

Dalam ketiga contoh tersebut, huruf مَا diberlakukan Ziyadah namun tidak sampai menghalangi pengamalannya huruf jer.

Menurtut Kitab Mugni Labib karangan Imam Ibnu Hisyam ini, Beliau menyebutkan bahwa lafadz مَا Zaidah ini jika terletak setelah adawat syarat baik yang menjazemkan fi’il mudlori’ maupun yang tidak beramal. Seperti contoh dalam Surah al-Fushilat ayat 20:

حَتَّىٰ إِذَا مَا جَاءُوهَا شَهِدَ عَلَيْهِمْ سَمْعُهُمْ وَأَبْصَارُهُمْ وَجُلُودُهُمْ بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

Artinya: Sehingga apabila mereka sampai ke neraka, pendengaran, penglihatan dan kulit mereka menjadi saksi terhadap mereka tentang apa yang telah mereka kerjakan (Qs. 41: 20). Pokok pembahasan pada إِذَا مَا جَاءُوهَا.

Kesimpulan

مَا bisa sebagai Huruf Ma dan Ma Ismiyyah ini tergantung dari posisi atau keberadaanya. Faktor terakhir ini juga mempengaruhi Ma dalam segi faidah dan maknanya. Setelah mengetahui teori Nahwu ini, langkah selanjutnya adalah dengan mempraktikan ilmu bahasa Arab ini ke dalam kitab kajian fiqih atau bahkan al Quran dan Hadits.