Jazm; I’rob, Alamat dan Amil Jazm

I’rob jazm menempati urutan ke-4 dalam pembagian i’rob. Selain jazm ada Rafa’, Nashab dan Jar atau Khofadh. Suatu kalimah dibaca Jazm disebabkan oleh amil Jazm. Dalam Nahwu, Amil jazm terkadang disebut juga dengan huruf jazm atau Jazim.

Jazm artinya perubahan i’rob yang ditandai dengan sukun (‘alamat asli) atau tanda lain yang menggantikan sukun (niyabah). I’rob Jazm khusus masuk pada Kalimah Fi’il. Ia tidak bisa menjazamkan Kalimah Isim.

Fiil mudhori adalah satu-satunya kalimah fi’il yang bisa Majzum. Arti Majzum adalah Kalimah yang dibaca jazem karena adanya Amil Jaz. Ketika amil ini beramal pada F’iil mudhari, maka bentuk perubahan fi’il tersebut dapat terlihat jelas. Hal ini berlaku selama fi’il mudhari’ tidak bertemu Nun inats (نون الإناث) dan Nun taukid mubasyarah (نون التوكيد المباشرة)

Jika Jazim ini beramal terhadap Fi’il mudhari’ yang bertemu dengan kedua Nun, maka hukumnya tidak lagi mu’rob, akan tetapi menjadi mabni.

Alamat I’rob Jazm

Alamat i’rob jazm ada 2, yaitu sukun dan hadzfu (pembuangan). Sementara alamat hadzfu itu terbagi menjadi 2 lagi, yaitu hadzfu harf illat dan hadzfu nun. Lihat tabel alamat i’rob jazm di bawah ini:

huruf jazm
Alamat I’rob Jazm

Alamat atau tanda jazm yang berupa sukun seperti contoh: La tahzan لَا تَحْزَنْ artinya jangan (engkau) bersedih. Huruf ‘La’ disebut Jazim, sementara ‘Tahzan’ dinamakan Majzum.

Tanda jazm dengan ‘hadzfu nun’ contohnya:

لَمَّا ‌يَذُوقُوا عَذابِ

lamma yadzuqul adzab artinya Mereka sudah tidak merasakan siksaan. Huruf Jazm berupa ‘Lamma’ dengan Majzumnya yaitu ‘Yadzuqu’ yang asalnya يَذُوقُوانَ ‘Yadzuquna’.

Sementara contoh alamat jazm hadzfu illat (membuang huruf illat) adalah

أَيْنَ ما تَكُونُوا يَأْتِ بِكُمُ اللَّهُ جَمِيعاً

Fi’il mudhari yaitu: يَأْتِ dibaca jazm dengan tanda terbuangnya huruf illat, asalnya adalah يَأْتِى ‘Ya’tiy’.

Pengertian Amil dan Ma’mul

Contoh-contoh diatas adalah contoh i’rob jazm dengan tanda jazmnya. Lalu timbul pertanyaan siapa atau apa yang menjadikannya mazum (dibaca jazm)?

Amil adalah dalangnya. Apa itu amil? Kok bisa-bisanya mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi kalimat menjadi berubah?

Dalam jam’uddurus, amil adalah sesuatu yang memberikan dampak perubahan (i’rab) terhadap kalimat lainnya.

ما يُحدِثُ تَغيُّراً في غيرِه، فهو العاملُ

Atau dengan makna yang senada, amil bisa didefinisikan sebagai ‘yang mempengaruhi perubahan terhadap lafadz lain.

Jadi, yang dimaksud amil jazm adalah sesuatu yang mempengaruhi kalimat menjadi i’rob Jazm. Dalam kasus ini yang di-amil-i(ma’mul)nya berupa fi’il mudhari’.

Amil Jazm ini adalah gabungan dari kalimat huruf dan kalimat isim. Namun lebih banyak kalimat hurufnya daripada kalimat isimnya. Sehingga jika amil itu huruf disebut huruf jazm.

18 Amil Jazm dan Contohnya

Amil jazm atau huruf Jazm berjumlah 18. Kumpulan dari amil ini disebut awamilul jazmi العوامل الجزمِ, artinya amil-amil yang menjazmkan.

Ke-18 amil ini yaitu Lam, lamma, alam, alamma, lam amar, lam do’a, in, maa, man, mahma, idzma, ayyun, mataa, ayyana, aina, annaa, haitsuma, kaifama.

وهي: لَمْ، ولَمَّا، وأَلَمْ، وألَمَّا، ولامُ الأمْر، ولامُ الدُعَاء، و” لَا ” في النَهي والدُعاء، وإِنْ ومَا ومَنْ ومَهْمَا، وإِذْمَا، وأَيٌّ ومَتَى، وأيْنَ، وأَيَّانَ، وأَنَّى، وحَيثُمَا، وكَيْفَمَا

Pembagian Amil Jazm

amil jazm fiil 1 dan 2
Tabel Amil Jazm

Dari 18 amil jazm, amil yang menjazmkan fi’il mudhari’ terbagi menjadi dua:

  1. Amil yang menjazmkan satu fi’il, Enam amil yang pertama hanya menjazmkan satu fi’il mudhari’.
  2. Amil yang menjazmkan dua fi’il, jumlahnya ada 12

6 Huruf Jazm, menjazmkan 1 fi’il

Amil jazm yang menjazmkan 1 fi’il mudhari’ jumlahnya ada enam, berikut selengkapnya:

1.LAM لَمْ

Huruf Lam adalah huruf yang menjazmkan fi’il mudhari’, me-nafi kan makna (pekerjaan) dan membalik zamannya fi’il mudhari’ menjadi zaman madhi. Contoh huruf Jazm dalam al Quran Surah Yasin:

لَمْ تُنْذِرْهُمْ لا يُؤْمِنُونَ

Artinya: … kamu tidak memberi peringatan kepada mereka, mereka tidak akan beriman. Dalam contoh tersebut, lafadz “tundzirhum” dijazmkan dengan tanda sukun pada huruf dzal. Contoh lainnya dalam surah al Ikhlas:

lam yalid walam yulad artinya

Lam yalid walam yulad artinya Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan.

2. LAMMA لَمَّا

Lamma berfaidah seperti huruf jazm lam, yaitu sama-sama huruf yang menjazmkan satu fi’il mudhari’, me-nafi-kan makna (pekerjaan) dan membalik zamannya fi’il mudhari’ menjadi madhi. Contoh:

لمَّا يَذُوقُوا العَذَابَ

Artinya mereka sudah tidak merasakan adzab. Lafadz “Yadzuuqu” dijazmkan dengan tanda membuang nun.

Namun dalam beberapa hal, lam dan lamma tetap ada perbedaan: Nafinya lam terputus dari zaman hal, sedang ke-nafi-annya lamma muttasil (bersambung) dengan zaman hal. Nafinya lamma dekat dengan zaman hal. Nafinya lamma dapat diharapkan berhasilnya.

3. ALAM أَلَمْ

Huruf jazm ‘Alam’ juga berfaidah seperti lam dan lamma, yaitu menjazmkan, menafikan dan membalik zamannya menjadi zaman fiil madhi. Lafadz ‘Alam’ asalnya adalah ‘Lam’ yang ditambahkan hamzah istifham untuk faidah taqrir (menetapkan). Contoh:

أَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَ

Artinya: Apakah Aku sudah tidak melapangkan hatimu. Lafadz “Nasyroh” dijazmkan dengan tanda sukun.

4. ALAMMA ألَمَّا

Lafazh ألَمَّا berasal dari Lamma لَمَّا yang ditambah huruf hamzah istifham untuk faidah taqrir. Faidahnya seperti lamma, yaitu menjazmkan satu fi’il mudhari’, menafikan dan membalik zamannya menjadi zaman madhi. Contoh:

ألَمَّا أُحْسِنْ إلَيْك

Artinya: Apakah aku sudah tidak berbuat baik padamu?. Lafadz “Uhsin” dijazmkan dengan tanda sukun.

5. LAM AMAR DAN DOA لامُ الأمْر، ولامُ الدُعَاء

Lam amar adalah lam yang menunjukkan arti perintah. Perintah dari yang lebih tinggi pada yang lebih rendah disebut amar. Sehingga disebut Lam amar. Sementara perintah (permohonan) dari yang lebih rendah pada yang lebih tinggi disebut doa. Sehingga disebut Lam doa.

Dengan demikian kedua lam itu; lam amar dan lam doa hakikatnya adalah sama. Lam amar umumnya digunakan untuk fi’il mudhari Waqi’ ghoib, dan sedikit terlaku pada fi’il mudhari’ waqi’ mutakallim atau mukhothob. Contoh:

لِيُنْفِقْ ذُو سَعَةٍ مِنْ سَعَتِهِ

Artinya: Hendaklah orang yang manpu memberi nafkah menurut kemampuannya (QS. at Thalaq ayat 7). Lafadz “Yunfiq” dijazmkan oleh lam amar dengan tanda sukun

وَنَادَوْا يَا مَالِكُ لِيَقْضِ عَلَيْنَا رَبُّكَ ۖ قَالَ إِنَّكُمْ مَاكِثُونَ

Surah az-Zuhruf ayat 77 artinya: Mereka berseru: “Hai Malik biarlah Tuhanmu membunuh kami saja”. Dia menjawab: “Kamu akan tetap tinggal (di neraka ini)“. Lafadz “Yaqdli” dijazmkan oleh lam doa dengan tanda sukun.

6. LAA NAHI DAN DOA لَا النَهي والدُعاء

Laa لَا  nahi adalah laa yang bermakna larangan (meminta untuk tidak melakukan pekerjaan). Sebuah larangan yang berasal dari derajat yang lebih tinggi kepada derajat yang lebih rendah disebut nahi. Sehingga disebut La Nahi لَا النَهي. Contoh:

la tahzan innallaha ma'ana artinya

Kutipan surah at Taubah, La tahzan innallaha ma’ana. Lafadz “tahzan” dijazmkan oleh Laa Nahi.

Sebaliknya, jika larangan itu berasal dari deratjat yang lebih rendah kepada derajat yang lebih tinggi disebut doa. Jadi disebut لا الدُعاء. Contoh:

رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا

Artinya: Janganlah kami disiksa jika kami lupa atau salah. Lafadz “tu’akhidzna” dijazmkan oleh Laa Nahi.

Enam (6) amil jazm diatas hanya menjazmkan satu fil mudhari’. Sedangkan 12 (dua belas) amil jazm yang lain menjazmkan dua buah fi’il mudhari’.

Amil yang menjazmkan dua fi’il mudhari’ terbagi menjadi 4 (empat) kelompok:

  1. Kalimat Huruf secara ittifaq (kesepakatan) ulama, sehingga disebut huruf jazm, yaitu inn إِنْ
  2. Kalimat Huruf menurut qoul(pendapat) shahih. Huruf Jazm itu adalah idzma إِذْمَا
  3. Kalimat Isim menurut qoul ashah(lebih shahih), yaitu mahma مَهْمَا
  4. Kalimat Isim menurut ittifaq ulama, yaitu أَيٌّ, مَتَى، أيْنَ، أَيَّانَ، أَنَّى، حَيثُمَا، كَيْفَمَا، إِذًا

12 Huruf Jazm,Menjazmkan 2 fi’il

Amil jazm yang menjazmkan 2 fi’ilmudhari’ jumlahnya ada 12, rinciannya sebagai berikut:

7. IN إِنْ

In merupakan huruf syarat yang menjazmkan dua fi’il. Fi’il yang pertama disebut fi’il syarat(Kalimat pengandaian) dan fi’il yang kedua disebut fi’il jawab.

In dapat masuk pada fi’il mudhari’ maupun fi’il madhi. Jika masuk pada fi’il mudhari’ maka jazmnya secara lafdzi, dan jika masuk pada fi’il madhi maka jazmnya secara mahal (i’rab mahal)

Contoh syarat dan jawab dari huruf jazm ‘in’ terhadap fi’il mudhari’

إنْ يَقُمْ زَيْدٌ يَقُمْ عَمْرٌو

In yaqum Zaidun yaqum Amrun artinya jika Zaid akan berdiri maka Amr juga akan berdiri.

Contoh syarat dan jawabnya fi’il madhi:

إنْ قَامَ زَيْدٌ قَامَ عَمْرٌو

In qama Zaidun qama Amrun artinya jika Zaid telah berdiri maka Amr juga telah berdiri.

Contoh Fiil mudhari sebagai syarat dan jawabnya berupa madhi:

إنْ يَقُمْ زَيْدٌ قَامَ عَمْرٌو

In yaqum Zaidun qama Amrun, artinya: Jika Zaid akan berdiri, maka Amar telah berdiri.

Contoh syaratnya fi’il madli dan jawabnya mudhari’:

إنْ قَامْ زَيْدٌ يَقُمْ عَمْرٌو

In qama Zaidun yaqum Amr artinya Jika Zaid telah berdiri, maka Amar akan berdiri.

8. MAA مَا

Maa bemakna syarat. Ma مَا syarthiyyah ini merupakan kalimat isim, pada asalnya Ma digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang tidak berakal, kemudian diberi makna syarat. Sehingga ma مَا ini dapat menjazmkan dua fi’il.

Selain menunjukkan terhadap sesuatu yang tidak berakal, ma مَا syarthiyyah ini digunakan untuk merujuk kepada yang memiliki akal. Contoh:

وَمَا تَفْعَلُوا مِنْ خَيْرٍ يَعْلَمْهُ اللَّهُ وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَىٰ

Wama taf’alu min khairiy ya’lamhullah. Watazawwadu fa’inna khairaz zaadit taqwa artinya Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa (QS. al Baqarah ayat 197).

Ma dan fiil syaratnya adalah lafadz  مَا تَفْعَلُوا. Taf’alu dijazmkan oleh ma, fiil jawabnya juga jazm, yaitu يَعْلَمْ dari lafadz يَعْلَمْهُ.

9. MAN مَنْ

Man syarthiyyah adalah kalimat isim, mabni sukun dan mahal i’robnya rofa karena selalu menjadi mubtada.

Man مَنْ mula asalnya digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang berakal, kemudian diberi makna syarat dan selanjutnya dapat menjazmkan dua fi’il, syarat dan jawab.

Selain di gunakan untuk menunjukkan sesuatu yang berakal, terkadang juga digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang tidak berakal. Contoh:

مَنْ يَعْمَلْ سُوءًا يُجْزَ بِهِ

May ya’mal suu’ay yujza bihi artinya: Barangsiapa melakukan keburukan, maka akan dibalas dengan keburukan (QS. an-Nisa’ ayat 123)

10. MAHMA مَهْمَا

Mahma menurut pendapat ashah (valid) merupakan kalimat isim. Asalnya adalah seperti maa syarthiyyah, yaitu digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang tidak berakal, kemudian diberi makna syarat, dan selanjutnya dapat menjazmkan dua fi’il, fi’il syarat dan jawab. Contoh:

مَهْمَا تَقُمْ أَقُمْ

Mahma taqum aqum artinya Kapan-kapan kamu berdiri, maka saya akan berdiri.

11. IDZMA إِذْمَا

Idzma adalah kalimat huruf menurtu pendapat shahih. Selain menjazmkan fi’il syarat dan fi’il jawab, idzma juga dapat digunakan untuk menunjukkan hubungan jawab pada syaratnya. Contoh:

 إذْمَا تَضْرِبْ أضْرِبْ

Idzma tadhrib adhrib artinya Jika/kapan-kapan kamu memukul, maka aku akan memukul. Idzma dapat dimaknai seperti IN syarthiyyah, dan juga dapat dimaknai dzaraf zaman seperti hatta.

12. AYYUN أَيٌّ

Secara asal, ayyun berfungsi sesuai dengan kalimat yang ia sandari. Kemudian ayyun diberi makna syarat dan selanjutnya dapat menjazmkan dua fi’il.

Setelah menjadi isim syarat ayyun tetap digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang berakal ataupun yang tidak berakal. Selain itu ayyun juga untuk menunjukkan dzaraf zaman atau makan (keterangan waktu dan tempat).

Perbedaan makna ayyun tergantung lafadz yang dia sandari. Jika disandarkan pada sesuatu yang berakal maka ayyun menunjukkan sesuatu yang berakal pula, begitu sebaliknya. Contoh ayyun menunjjukan tempat

أَيُّ مَكَانٍ تَجْلِسُوْا أَجْلِسْ

Ayyu makanin tajlisu ajlis artinya ditempat manapan yang kalian duduki maka aku akan duduk.

13. MATAA مَتَى

Mataa merupakan isim syarat. Asal dari mataa adalah untuk menunjukkan dzaraf zaman. Kemudian diberi makna syarat dan selanjutnya dapat menjazmkan dua fi’il.

مَتَى تَضْرِبْ أَضْرِبْ

Mata tadhrib adhrib artinya Kapanpun kamu memukul maka saya akan memukul.

14. AYYANA أَيَّان

Ayyana adalah kalimat isim, asalnya digunakan untuk dzaraf zaman sama seperti mataa. Kemudian diberi makna syarat dan selanjutnya dapat menjazmkan dua fiil.

أَيَّانَ تَنْصُرْ أَنْصُرْ

Ayyana tangsur angsur artinya Kapanpun kamu menolong, maka aku akan menolong.

15. AINA أَيْنَ

Aina juga termasuk kalimat isim, asalnya berposisi untuk menunjukkan tempat, kemudian di beri makna syarat dan dua fi’il.

أَيْنَمَا تَكُونُوا يُدْرِكْكُمُ الْمَوْتُ

Ainamaa takuunuu yudrikkumul mautu artinya Di mana saja kamu berada, kematian akan menemukanmu.

16. ANNAA أَنَّى

Annaa juga seperti aina, yaitu kalimat isim yang asalnya diletakkan untuk menunjukkan tempat, kemudian diberi syarat dan berfungsi mengjazmkan kedua fi’ilnya.

أَنَّى تَسْتَقِمْ تَرْبَحْ

Anna tastaqim tarbah artinya Dimanapun kamu istiqomah, maka kamu akan beruntung.

17. HAITSUMA حَيثُمَا

Seperti halnya annaa dan aina, haitsuma juga isim yang asalnya diletakkan untuk menunjukkan tempat, kemudian diberi syarat dan mampu menjadikan jazm dua fi’il.

حَيثُمَا تَسْتَقِمْ يُقَدِّرْ لَكَ اللهُ نَجَاحًا

Haitsuma tastaqim yuqaddir lakallahu najaahaa artinya Dimanapun kamu istiqomah, maka Allah akan mentakdirkanmu menjadi bahagia

18. KAIFAMA كَيْفَمَا

Terdapat dua pendapat mengenai status kaifama ini. Menurut ulama Basrah, kaifama tidak dapat menjazmkan. Sementara ulama Kuffah berpendapat kaifama dapat menjazemkan.

Kaifama asalnya diletakkan untuk menunjukkan keadaan (hal) kemudian diberi syarat. Dan selanjutnya dapat menjazmkan dua fi’il.

 كَيْفَمَا تَجْلِسْ أَجْلِسْ

Kaifama tajlis ajlis artinya bagaimanapun kamu duduk, maka aku akan duduk.

Kesimpulan

Jadi, Amil jazm adalah kumpulan kalimah/huruf yang berfungsi menjazemkan kepada fi’il mudhari. Total amil jazm ini ada 18. Enam diantaranya menjazmkan satu fi’il. Dan 12 sisanya menjazmkan 2 fi’il; syarath dan jawab.

Majzum adalah kalimah yang dibaca jazm. Tanda i’robnya ada dua, yaitu sukun dan hadzfu. Sukun merupakan alamat asli dari jazm sementara hadzfu adalah alamat pengganti. Hadzfu sendiri dibagi menjadi dua, hadzfu nun yang bertempat pada af’alul khomsah dan hadzfu huruf illat yang bertempat pada fiil mudhari mu’tal akhir.

Demikian uraian singkat tentang Amil atau Huruf Jazm. Semoga ada manfaat. Selalu semagat dalam belajar, nahwu.id akan setia menamani.